Jakarta, REDAKSI17.COM – Maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways tiba-tiba menangguhkan penerbangan ke Shanghai, China, mulai 28 Juli. Permintaan yang tersebut mana rendah, sembilan bulan setelah maskapai penerbangan berbendera Australia yang mana disebut melanjutkan layanan dari Sydney, menjadi penyebab.
Mengutip Reuters, total penerbangan internasional ke kemudian dari China sebenarnya berjumlah sekitar 70% dari tingkat sebelum pandemi. Pemulihan lebih tinggi besar lambat dibandingkan negara lain akibat lebih tinggi besar sedikit wisatawan lalu perlambatan dunia bisnis domestik.
“Sejak Covid, permintaan perjalanan antara Australia dan China belum pulih sekuat yang dimaksud hal tersebut diperkirakan. Dalam beberapa bulan, penerbangan kami ke lalu dari Shanghai beroperasi sekitar setengah penuh,” kata CEO Qantas International Cam Wallace, dikutip Selasa (14/5/2024).
“Pesawat Qantas dengan rute Shanghai akan dialihkan ke tujuan lain dalam tempat Asia yang mana dimaksud mempunyai permintaan lebih banyak lanjut tinggi atau kemungkinan pariwisata baru,” tambah perusahaan itu.
Namun Qantas menegaskan akan terus memantau pasar Australia-China dengan cermat. Kemungkinan Qantas akan kembali ke Shanghai ketika permintaan sudah pulih.
“Sejak perbatasan dibuka kembali, pengunjung China lambat untuk kembali ke Australia, meskipun kapasitas penerbangan meningkat,” kata CEO kelompok industri Tourism & Transport Forum Australia, Margy Osmond.
Dia mengatakan kedatangan dari China, yang mana mana pada saat ini menjadi sumber pengunjung internasional terbesar keempat ke Australia, pada bulan Maret belaka mencapai 47%, dibandingkan tingkat sebelum pandemi yang mana yang disebut terjadi pada bulan Maret 2019. Sebelum Covid, China adalah pasar pariwisata utama Australia.
Qantas sendiri masih terbang ke Hong Kong dari Sydney lalu juga Melbourne. Maskapai juga menjalin kemitraan dengan maskapai lain untuk perjalanan selanjutnya di area area China.
Sementara itu, maskapai ini mengumumkan rute baru dari Brisbane ke Manila mulai akhir Oktober, serta penerbangan tambahan ke Singapura. Pihaknya juga akan menambah frekuensi penerbangan dari Sydney ke Bengaluru.
Sebelumnya, regulator penerbangan China memperkirakan penerbangan internasional akan kembali ke 80% tingkat sebelum Covid pada akhir tahun 2024. Kapasitas penerbangan domestik China sendiri disebut sudah pernah lama pulih lebih besar banyak cepat, melonjak melewati level tahun 2019 pada awal tahun 2023seirpembatasan perjalanan.