Home / Nasional / Pemerintahan Israel Terpecah, Menhan Gallant Tolak Rencana Netanyahu

Pemerintahan Israel Terpecah, Menhan Gallant Tolak Rencana Netanyahu

Pemerintahan Israel Terpecah, Menhan Gallant Tolak Rencana Netanyahu

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ‘terpecah’ setelah Menteri Pertahanan Yoav Gallant tak sependapat terkait rencana pascaperang pada Gaza kemudian bersumpah untuk menentang pemerintahan militer jangka panjang oleh Israel atas wilayah kantong Palestina yang dimaksud dimaksud porak poranda.

Pernyataan Gallant yang dimaksud dimaksud disiarkan televisi menandai perbedaan pendapat paling vokal dari eselon atas Israel terhadap Netanyahu selama konflik multi-front yang dimaksud telah dilakukan terjadi berlangsung selama tujuh bulan yang mana telah terjadi terjadi memicu perpecahan urusan kebijakan pemerintah pada dalam dalam kemudian luar negeri.

Netanyahu mengisyaratkan, dalam balasan yang digunakan digunakan tidaklah ada secara eksplisit menyebut nama Gallant, bahwa purnawirawan laksamana itu menghasilkan “alasan” akibat belum menghancurkan Hamas dalam konflik yang dimaksud dimaksud sudah memasuki delapan bulan.

Namun perdana menteri veteran yang dimaksud mana konservatif itu tampaknya dikepung dalam kabinet perangnya sendiri. Mantan jenderal yang mana berhaluan tengah, Benny Gantz, satu-satunya anggota pemungutan ucapan di dalam tempat forum yang dimaksud selain Netanyahu serta Gallant, mengatakan bahwa menteri pertahanan sudah lama “mengatakan kebenaran”.

Sambil menegaskan kembali tujuan pemerintahan Netanyahu untuk mengalahkan Hamas kemudian memulihkan sandera yang mana mana tersisa dari serangan lintas batas yang tersebut digunakan diimplementasikan faksi Islam pada 7 Oktober, Gallant mengatakan hal ini harus dilengkapi dengan meletakkan dasar bagi pemerintahan alternatif Palestina.

“Kita harus menghilangkan kemampuan Hamas dalam memerintah di dalam area Gaza. Kunci dari tujuan ini adalah aksi militer, juga pembentukan pemerintahan alternatif dalam dalam Gaza,” kata Gallant, dilansir Reuters, Kamis (16/5/2024).

“Dengan tiada adanya alternatif seperti itu, hanya sekali sekali ada dua pilihan negatif yang mana digunakan tersisa: pemerintahan Hamas pada Gaza atau pemerintahan militer Israel di dalam dalam Gaza,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa ia akan menentang skenario terakhir juga juga mendesak Netanyahu untuk secara resmi membatalkannya.

Gallant mengatakan bahwa, sejak Oktober, dia telah dilakukan lama mencoba untuk memasarkan rencana pembentukan “pemerintahan alternatif Palestina yang tersebut dimaksud tidak ada ada bermusuhan” terhadap Hamas, namun bukan mendapat tanggapan dari kabinet Israel.

Pernyataanya lalu disiarkan langsung oleh TV kemudian juga radio Israel, mengingatkan pada peringatan mengejutkan Gallant pada Maret 2023 yang dimaksud mana memicu perombakan peradilan yang mana dimaksud dikerjakan oleh Netanyahu yang dimaksud digunakan mengancam kohesi militer.

Pada saat itu, Netanyahu mengumumkan bahwa Gallant akan dipecat – tetapi mundur pada tengah banjirnya demonstrasi jalanan. Beberapa analis pertahanan percaya bahwa prediksi Gallant didukung oleh kemampuan Hamas untuk membutakan pasukan Israel beberapa bulan kemudian.

Ketika ditanya apakah dia khawatir akan digulingkan lagi, Gallant menjawab dengan santai. “Saya tidaklah ada menyalahkan siapapun. Dalam negara demokratis, saya yakin, adalah hal yang mana hal tersebut pantas bagi seseorang, terutama menteri pertahanan yang mana mana memegang jabatan, untuk mengambil keputusan yang mana hal itu dipublikasikan.”

Kritik Gallant pada Gaza mengingatkan pada sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), yang tersebut berupaya menjadikan perang ini sebagai peran Otoritas Palestina (PA) yang tersebut digunakan didukung internasional, lalu mempunyai pemerintahan terbatas di tempat dalam Tepi Barat yang dimaksud digunakan diduduki.

Netanyahu menolak hal ini, menggambarkan PA sebagai entitas yang tersebut digunakan bermusuhan – juga mengulangi pernyataan ini dalam pernyataan video yang mana itu ia keluarkan di dalam area media sosial satu jam setelah pernyataan Gallant.

Setiap langkah untuk membentuk pemerintahan alternatif dalam Gaza mengharuskan Hamas dilenyapkan terlebih dahulu, kata Netanyahu, juga juga diakhiri dengan tuntutan agar tujuan ini dicapai “tanpa alasan”.

Koalisi Netanyahu yang dimaksud digunakan berkuasa mencakup mitra ultra-nasionalis yang mana dimaksud menginginkan PA dibubarkan juga pemukiman baru Yahudi pada area Jalur Gaza. Mitra-mitra yang mana kadang-kadang berselisih dengan Gallant.

Netanyahu mengatakan Israel akan mempertahankan kendali keamanan keseluruhan atas Gaza setelah perang di tempat tempat masa mendatang. Dia bukan lagi menggambarkan skenario ini sebagai sebuah pendudukan – sebuah status yang mana digunakan Washington tak ingin munculkan – juga telah dilakukan lama mengisyaratkan penolakan terhadap Israel yang mana dimaksud menetap pada wilayah tersebut.

Selama seminggu terakhir, pasukan darat Israel telah lama lama kembali ke beberapa wilayah pada Gaza utara yang dimaksud digunakan mereka itu kuasai juga tinggalkan pada paruh pertama perang. Israel menggambarkan misi baru ini sebagai tindakan keras terencana terhadap upaya kelompok Hamas untuk berkumpul kembali, sementara Palestina melihat bukti kegigihan orang-orang bersenjata tersebut.

Saat memberi pengarahan kepada wartawan pada Selasa, juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari ditanya apakah bukan adanya strategi pasca-Hamas pada Gaza mempersulit operasi.

“Tidak ada keraguan bahwa alternatif terhadap Hamas akan menimbulkan tekanan terhadap Hamas, tapi itu adalah pertanyaan bagi eselon pemerintah,” jawabnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *