Home / Ekobis / Ini Alasan Sebetulnya Saham Bluechip RI Merah Berjamaah

Ini Alasan Sebetulnya Saham Bluechip RI Merah Berjamaah

Ini Alasan Sebetulnya Saham Bluechip RI Merah Berjamaah

Jakarta,REDAKSI17.COM – Ekonomi global kembali dilanda beberapa orang tantangan besar lalu menjegal proses pemulihan sektor perekonomian pasca-pandemi Covid. Ketidakpastian global selama dua tahun terakhir timbul akibat kegiatan ekonomi negara-negara maju kembali terpuruk lantaran meningkatnya ketegangan geopolitik.

Invansi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 melumpuhkan rantai pasok global hingga melambungkan nilai energi yang pada akhirnya menjadi material bakar meroketnya inflasi di dalam dalam negara kegiatan ekonomi maju, dengan negara-negara Eropa menembus nomor tertinggi sepanjang sejarah.

Inflasi yang tersebut mana urung turun memaksa bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan The Fed yang mana secara agresif menyokong aliran likuiditas global keluar dari negara-negara berkembang, mengalir masuk ke instrumen berdenominasi dollar atau emas yang tersebut dimaksud dianggap aman (safe haven).

Belum juga usai permasalahan sebelumnya, ketegangan geopolitik baru muncul di tempat area Timur Tengah yakni pecahnya konflik Hamas serta Israel pada akhir tahun 2023, yang dimaksud kemudian diperburuk oleh konflik Houthi Yaman dengan Amerika Serikat dalam jalur perdagangan Laut Merah.

Rupiah Tertekan, Saham Blue Chip Berguguran

Rentetan kondisi global yang tersebut mana menantang menciptakan rupiah terpuruk hingga menembus Rp. 16.170 pada perdagangan perdana setelah libur panjang lebaran. Pelemahan Rupiah mengikuti trend pelemahan mata uang negara-negara berkembang lain.

Tidak hanya saja hanya pasar valas, pasar saham juga mengalami keterpurukan. IHSG jatuh ke level 7.164 atau turun 122 poin (1,67%) dibandingkan bilangan penutupan bursa sebelum libur lebaran. Pelemahan IHSG terus berlanjut hingga sampai ke level 7.036.

Saham-saham berguguran, termasuk saham blue chip penopang index lintas sektor seperti perbankan, energi, manufaktur kemudian telekomunikasi. Harga saham bank-bank besar seperti BCA, Mandiri, BRI juga juga BNI yang digunakan dimaksud merangkak naik sejak akhir tahun 2023 juga terbang tinggi di awal 2024, langsung anjlok akibat meningkatnya ketidakpastian. Begitu pula saham-saham non Bank berkapitalisasi besar.

Saham BCA misalnya yang dimaksud digunakan sebelum libur lebaran sempat menembus bilangan bulat Rp 10.325 per lembar saham, jatuh ke tarif Rp. 9.475 lalu mencapai tarif terendah Rp 9.350 pada tanggal 22 April. Hal yang digunakan serupa terjadi pada saham bank Mandiri, Bank BRI kemudian Bank BNI.

Sama dengan nilai saham perusahaan emiten lainnya, nilai saham Telkom juga mengalami tekanan yang dimaksud dimaksud luar biasa di dalam area tengah badai ketidakpastian yang tersebut mana dipicu oleh meningkatnya konflik pada Timur Tengah. Harga saham Telkom atau TLKM terus tertekan. Dalam tiga bulan terakhir nilai saham Telkom terkikis 12,6%, sementara kalau dihitung sejak awal tahun atau year to date (ytd) nilai saham Telkom anjlok 12,1%.

Piter Abdullah Redjalam, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, menyatakan bahwa jatuhnya nilai tukar jual saham Telkom, sebagaimana jatuhnya nilai jual saham bank BCA juga bank-bank Himbara, lebih banyak tinggi disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di tempat dalam Timur Tengah serta tidaklah ada hubungannya dengan kinerja keuangan ataupun fundamental Telkom.

Kinerja keuangan atau fundamental Telkom menurut Piter Abdullah masih sangat baik. Pada kuartal 1 tahun 2024, Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp37,4 triliun rupiah atau tumbuh 3,7 persen year on year. Sementara EBITDA Telkom tumbuh sebesar 2,2 persen year on year menjadi Rp19,4 triliun dengan laba bersih mencapai 6,1 triliun rupiah.

Piter melihat kinerja Telkom didukung oleh kinerja anak-anak perusahaannya. Pada kuartal 1 tahun 2024, Telkomsel masih menjadi kontributor terbesar pendapatan Telkom. Kinerja Telkomsel cukup mampu mempertahankan profitabilitas dengan tetap mempertahankan dominansi di tempat tempat pasar Mobile.

Anak bisnis Telkom yang tersebut digunakan lainnya, Mitratel, juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,3 persen year on year ke Rp2,2 triliun selama kuarta 1 tahun 2024. EBITDA juga Laba Bersih selama kuarta 1 tahun 2024 masing-masing tumbuh sebesar 9,9 persen year on year serta juga 4,0 persen year on year.

Telin, sebagai anak bidang bisnis Telkom yang dimaksud mana menyediakan solusi layanan telekomunikasi kemudian IT pada luar negeri, dengan jaringan tujuh anak perusahaan beroperasi berpartisipasi dalam luar negeri, juga menunjukkan kinerja positif yang digunakan hal itu utamanya dikontribusi oleh bisnis jaringan kabel laut.

Menurut Piter Abdullah, meskipun sama-sama mampu menjaga tingkat keuntungan, kinerja Telkom tambahan menarik dibandingkan dengan saham bank.

“Tantangan yang dimaksud digunakan dihadapi oleh Telkom di dalam dalam industri telekomunikasi sangat lebih banyak besar berat dibandingkan tantangan yang dimaksud dihadapi BCA kemudian bank-bank Himbara,” jelas Piter kepada CNBC Indonesia.

Piter menyebut keuntungan bank-bank besar dalam sektor perbankan itu bukan sepenuhnya hasil kerja keras. Namun, sebagian diuntungkan oleh struktur pasar yang dimaksud mana sangat kondusif dengan menunjukkan hanya sekali NIM yang mana begitu tinggi.

“Berbeda dengan apa yang digunakan dihadapi Telkom pada sektor telekomunikasi. Sector telekomunikasi justru mengalami proses disruption yang digunakan yang menuntut respons yang dimaksud dimaksud cepat dan juga juga juga tepat. Kegagalan menyusun langkah-langkah perubahan fundamental sanggup berdampak fatal bagi keberlangsungan Telkom,” lanjut Piter menjelaskan.

Piter berpandangan bahwa Telkom mampu menjaga pertumbuhan pendapatan serta juga tingkat keuntungan lewat transformasi di tengah gelombang disrupsi. Proses metamorfosis dalam Telkom dijalankan saat perusahaan masih sehat berlangsung kemudian berjalan cukup mulus.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *