Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar keuangan Indonesia mampu menorehkan performa ciamik sepanjang pekan lalu. Nilai tukar rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak menguat.
Lantas bagaimana dengan proyeksi pasar keuangan hari ini?
Beragam sentimen yang mana digunakan dapat memengaruhi gerak IHSG juga rupiah pada hari ini juga sepanjang pekan tambahan lengkap diulas di area tempat halaman tiga.
IHSG ditutup melesat 0,97% ke posisi 7.317,7 pada sesi perdagangan terakhir minggu lalu, Jumat (17/5/2024). Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari itu mencapai Rp13 triliun dengan melibatkan 21 miliar lembar saham yang digunakan diperdagangkan sebanyak 1,2 jt kali.
Secara mingguan, kinerja IHSG tercatat menguat 3,22%. Kinerja sebaik ini terakhir terjadi pada 67 minggu yang digunakan dimaksud lalu, tepatnya pada pekan yang digunakan berakhir pada 20 Januari 2023. Saat itu IHSG mampu mencatatkan kenaikan kinerja mingguan sebesar 3,51%.
IHSG juga akhirnya berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.300, dalam tempat mana terakhir indeks bursa saham acuan Tanah Air yang mana menyentuh level psikologis ini pada akhir Maret lalu.
Berdasarkan statistik Bursa efek Indonesia (BEI), sektor material dasar mempunyai kinerja terbaik sepanjang pekan. Sektor material dasar ditopang oleh dua saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni Chandra Asri Pacific (TPIA) kemudian Barito Pacific (BRPT) yang mana mana masuk ke jajaran Top Leaders.
Harga saham TPIA menguat 14,11% sepanjang pekan lalu berkontribusi sebesar 40,20 poin terhadap laju IHSG. Sedangkan nilai tukar saham BRPT melompat 36,73% sepanjang pekan lalu menyumbang 25,26% terhadap kenaikan IHSG.
Di sisi lain, pada sesi perdagangan terakhir nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup terdepresiasi sebesar 0,19% di dalam area bilangan Rp15.950 per dolar AS pada perdagangan penutupan pekan ini, Jumat (17/5). Pelemahan ini terjadi setelah rupiah menguat selama dua hari berturut-turut sejak 15 Mei 2024.
Meskipun melemah pada perdagangan kemarin, secara mingguan mata uang garuda masih mencatat apresiasi sebesar 0,56%.
Kinerja mingguan pasar keuangan yang tersebut dimaksud impresif sepanjang pekan lalu tidaklah lepas dari harapan para pelaku pasar akan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal reserve/The Fed pada 2024.
Harapan patahnya tren suku bunga tinggi pada 2024 melambung kala inflasi AS periode April mendingin.
Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan bahwa inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (consumer price index/CPI) naik 3,4%(year-on-year/yoy), lebih banyak besar rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya 3,5%.
Inflasi inti AS juga terlibat mendingin pada periode April yakni 3,6% yoy. Dibandingkan dengan Maret yang digunakan hal tersebut tumbuh 3,8% yoy.
Inflasi menjadi tolak ukur bagi The Fed dalam kebijakan moneter. The Fed mematok target inflasi 2% untuk tambahan banyak yakin dalam menurunkan suku bunga yang dimaksud mana tinggi.
Sehingga saat inflasi dalam tren mendingin, rasa optimisme para pelaku pasar semakin meningkat.
Menurut perangkat FedWatch, kemungkinan The Fed memangkas suku bunga akan terjadi pada pertemuan 18 September 2024 senilai 25 basis poin menjadi 5%-5,25%.
Kemudian terjadi satu kali lagi pada pertemuan 18 Desember 2024 sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%-5%.
REDAKSI17.COM





