Jakarta,REDAKSI17.COM – Indeks saham S&P500 melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (4/6/2024) usai rilis data lowongan pekerjaan yang digunakan dapat menjadi pertimbangan pengambilan keputusan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.
Indeks pasar S&P500 turun 0,2%, sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 0,3%. Rata-rata Industri Dow Jones naik 32 poin, atau 0,08%.
Investor juga menganalisis data baru mengenai lowongan pekerjaan. Data ketenagakerjaan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan 8,06 jt lowongan di tempat area bulan April, tingkat terendah dalam tiga tahun terakhir. Perkiraan dari Dow Jones menyebutkan 8,4 jt pembukaan.
Investor menginginkan pasar tenaga kerja yang dimaksud yang cukup lemah untuk memungkinkan bank sentral menurunkan suku bunga, namun tiada terlalu lemah sehingga menimbulkan kegelisahan terhadap potensi kenaikan resesi.
Langkah ini terjadi setelah Dow turun lebih lanjut banyak dari 115 poin , atau 0,3%, pada hari perdagangan pertama bulan Juni. S&P 500 lalu juga Nasdaq Composite keduanya naik tipis pada hari Senin.
Data manufaktur yang dimaksud lemah membebani sentimen pasar, dikarenakan penanam modal menunggu untuk melihat apakah pertumbuhan dapat bertahan sementara Federal Reserve menunggu inflasi cukup turun untuk menurunkan suku bunga.
“Saya pikir indeks-indeks itu sendiri sedikit cacat saat ini,” kepala strategi ekuitas serta kuantitatif AS Bank of America Savita Subramanian mengatakan kepada ” Squawk Box ” CNBC Internasional pada hari Selasa (4/6/2024).
“Saya hampir merasa seperti ketika Anda mengupas bawang merah lalu juga melihat pasar saham yang yang mendasarinya, apa yang mana itu menciptakan saya merasa lebih besar besar baik adalah bahwa pendapatan menjadi positif bagi tambahan banyak perusahaan pada tempat S&P, bukan cuma ‘Magnificent Seven’ cuma yang digunakan melakukan hal yang digunakan sama.” semua pekerjaan untuk indeks.”
CNBC INDONESIA RESEARCH