Home / Ekobis / Banjir Kabar Baik Gak Ngaruh! Selama BREN Masuk FCA, IHSG Bakal Suram?

Banjir Kabar Baik Gak Ngaruh! Selama BREN Masuk FCA, IHSG Bakal Suram?

Banjir Kabar Baik Gak Ngaruh! Selama BREN Masuk FCA, IHSG Bakal Suram?

 

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar saham Indonesia babak belur pada perdagangan kemarin pada tengah berbagai sentimen positif. Penyebabnya adalah saham yang mana memiliki kapitalisasi besar kompak turun tajam.

Begitupun mata uang rupiah yang digunakan digunakan anjlok hingga mencapai posisi terendah dalam empat tahun terakhir.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk lebih besar lanjut dari 2% pada perdagangan Rabu (5/6/2024), dalam mana dua saham Prajogo Pangestu menjadi penekan IHSG pada akhir perdagangan

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup ambruk 2,14% ke posisi 6.947,67. IHSG pun terkoreksi kembali hingga menyentuh level psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume transaksi mencapai 19 miliar lembar saham juga juga sudah ditransaksikan sebanyak 1 jt kali. Sebanyak 172 saham naik, 421 saham turun, juga 192 sisanya cenderung stagnan.

Tercatat sektor material baku menjadi penekan paling besar IHSG di area area akhir perdagangan kemarin yakni hingga mencapai 6,29%.

Dua saham Prajogo Pangestu menjadi penekan IHSG di tempat area akhir perdagangan, dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi yang mana digunakan paling besar yakni mencapai 31,6 indeks poin. Selain BREN, ada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang dimaksud mana juga membebani IHSG hingga 29,9 indeks poin.

Tak semata-mata itu saja, saham pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi pemberat IHSG hingga 27,5 indeks poin lalu saham perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga menekan IHSG sebesar 13,7 indeks poin.

Di sisi lain,rupiah ditutup melemah 0,40% di dalam area level Rp16.280 per dolar AS. Pelemahan ini melanjutkan pembukaan pagi ini, saat rupiah ‘bertekuk lutut’ dalam level Rp 16.260 per dolar AS.

Menurut Bank Indonesia (BI), rupiah melemah akibat penutupan non-delivery forward rupiah yang digunakan dimaksud melemah tajam pada dalam pasar New York.

“Rupiah melemah ditrigger oleh closing NDF IDR di dalam tempat pasar New York yang tersebut hal tersebut ditutup melemah cukup tajam sehingga menyebabkan opening pasar spot Rupiah di tempat area pasar domestik di tempat dalam pagi hari tadi dibuka dengan melemah yang digunakan dimaksud juga tajam. (Padahal) Hari-hari sebelumnya pergerakan Rupiah relatif stabil terkendali,” kata Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2024).

Dikutip dari Refinitiv, NDF rupiah overnight sampai 1 tahun mengalami penurunan. Bidding NDF rupiah posisi 3 bulan mencapai Rp 16.310 lalu juga nilai tukar jual (ask) mencapai Rp 16.374 per dolar AS.

Kemudian, bidding 1 tahun mencapai Rp 16.455 per dolar AS kemudian tarif jual sebesar Rp 16.533 per dolar AS.

Edi menuturkan faktor yang dimaksud dimaksud menyokong NDF melemah tajam antara lain kondisi global yang mana masih sangat up and down, termasuk kondisi kebijakan pemerintah dalam India yang dimaksud dimaksud sudah dalam proses Pemilu.

REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *