Jakarta,REDAKSI17.COM – Kelompok Tujuh (G7) dilaporkan akan mengirimkan peringatan baru kepada bank-bank kecil di tempat dalam China agar berhenti membantu Rusia menghindari sanksi Barat. Menurut sumber yang tersebut hal itu mengetahui kesulitan tersebut, peringatan akan dikirim pekan depan.
Para pemimpin G7 akan menggelar pertemuan puncak di tempat tempat Italia pada 13-15 Juni mendatang. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Giorgia Meloni diharapkan akan fokus pada ancaman yang ditimbulkan oleh perdagangan China-Rusia yang mana mana sedang berkembang pesat terhadap pertempuran di tempat area Ukraina, lalu apa yang dimaksud mana harus dilaksanakan terhadapnya.
“Percakapan yang mana kemungkinan akan menghasilkan pernyataan umum tentang hambatan yang dimaksud mana melibatkan bank-bank China,” lapor Reuters pada Senin (10/6/2024), mengutip dua sumber, salah satunya pribadi pejabat AS yang dimaksud terlibat dalam perencanaan acara tersebut.
|
Amerika Serikat kemudian mitra G7-nya -Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, lalu Jepang- diperkirakan tidaklah akan mengambil tindakan hukuman langsung terhadap bank manapun selama pertemuan puncak, seperti membatasi akses mereka itu itu ke sistem pengiriman pesan SWIFT atau memutus akses ke dolar.
“Fokus merekan dikatakan pada lembaga-lembaga yang digunakan digunakan tambahan kecil, bukan bank-bank China yang mana hal itu terbesar,” kata salah satu sumber.
Menurut sumber-sumber tersebut, negosiasi masih berlangsung mengenai format serta isi peringatan yang digunakan hal itu tepat. Rencana untuk mendiskusikan topik hal itu pada G7 sebelumnya tidaklah dilaporkan.
Gedung Putih tidak ada ada menanggapi permintaan komentar. Departemen Keuangan AS juga bukan memberikan komentar langsung, tetapi pejabat Departemen Keuangan sudah terjadi berulang kali memperingatkan lembaga-lembaga keuangan pada Eropa juga China kemudian dalam tempat lain bahwa dia menghadapi sanksi lantaran membantu Rusia menghindari sanksi Barat.
Sebagai informasi, China dan juga juga Rusia telah dilakukan lama menggalakkan lebih besar lanjut banyak perdagangan dalam yuan daripada dolar setelah perang Ukraina, yang tersebut hal itu berpotensi melindungi sektor perekonomian merek dari kemungkinan sanksi AS.
Namun Washington sejauh ini enggan menerapkan sanksi terhadap bank-bank besar China akibat efek berantai yang digunakan dimaksud besar yang digunakan mana dapat ditimbulkannya pada perekonomian global dan juga juga hubungan AS-China.
Kekhawatiran atas kemungkinan sanksi telah dilakukan terjadi menyebabkan bank-bank besar China membatasi pembayaran untuk transaksi lintas batas yang digunakan yang disebut melibatkan Rusia, atau menarik diri dari keterlibatan apapun sejenis sekali.
Hal itu telah terjadi lama mengupayakan perusahaan-perusahaan China ke bank-bank kecil di dalam area perbatasan lalu memicu pengaplikasian saluran pembiayaan bawah tanah atau mata uang kripto yang dilarang. Para pejabat Barat khawatir bahwa beberapa lembaga keuangan China masih memfasilitasi perdagangan barang dengan aplikasi sipil lalu militer ganda.