Home / Nasional / Sayap Kanan Menggila di Pemilu Uni Eropa, Bikin Pening Banyak Pemimpin

Sayap Kanan Menggila di Pemilu Uni Eropa, Bikin Pening Banyak Pemimpin

Sayap Kanan Menggila di dalam pemilihan umum Uni Eropa, Bikin Pening Banyak Pemimpin

Jakarta,REDAKSI17.COM   – Pemilihan umum untuk anggota parlemen Uni Eropa (UE) untuk masa jabatan lima tahun ke depan sudah pernah berakhir. Suara terbanyak diperoleh partai-partai sayap kanan, memberikan kekalahan memalukan bagi beberapa negara dalam blok tersebut.

Laporan Associated Press menyebut beberapa surat pernyataan dalam pemilihan Parlemen Eropa masih dihitung pada Senin (10/6/2024), tetapi hasilnya menunjukkan keanggotaan parlemen blok 27 negara itu jelas bergeser ke kanan. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni memperoleh tambahan dari dua kali lipat kursi partainya dalam dalam majelis.

Meskipun ada skandal yang hal itu melibatkan kandidat, partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman masih mengumpulkan cukup banyak kursi untuk mengalahkan Partai Sosial Demokrat yang dimaksud sedang terpuruk dari Kanselir Olaf Scholz.

Merasakan ancaman dari sayap kanan, Partai Demokrat Kristen dari Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen sudah pernah bergeser lebih lanjut banyak sangat berjauhan ke kanan – lalu diberi penghargaan dengan tetap menjadi kelompok terbesar pada Parlemen Eropa yang dimaksud beranggotakan 720 orang juga secara de facto menjadi perantara dari kekuasaan legislatif.

Namun, lonjakan partai nasionalis serta populis dalam area seluruh Eropa akan memproduksi majelis semakin sulit untuk menyetujui undang-undang tentang berbagai isu mulai dari perubahan iklim hingga kebijakan pertanian selama lima tahun ke depan.

Di Prancis, Partai National Rally menang tambahan dari 30% atau sekitar dua kali lipat dari partai Renew yang yang pro-Eropa, yang tersebut dimaksud diproyeksikan belaka akan meraih kurang dari 15%. Presiden Prancis Emmanuel Macron pun memohonkan adanya pemilihan umum legislatif dadakan.

Meski begitu, Macron mengakui kekalahannya. “Saya sudah terjadi mendengar pesan Anda, kegelisahan Anda, juga saya bukan akan membiarkannya tiada ada terjawab,” katanya, menambahkan mengadakan pemilihan umum dadakan belaka menggarisbawahi mandat demokratisnya.

Di Jerman, negara dengan populasi terbanyak di tempat dalam Uni Eropa, proyeksi menunjukkan bahwa para pemilih tidaklah terpengaruh oleh skandal Alternative for Germany (AfD) lantaran perolehan suaranya meningkat menjadi 16,5%, naik dari 11% pada tahun 2019. Sebagai perbandingan, hasil gabungan untuk ketiga partai dalam koalisi pemerintahan Jerman belaka mencapai 30%.

Partai Sosial Demokrat yang digunakan dimaksud berkuasa pada bawah Scholz juga dipermalukan oleh sebab itu AfD melonjak ke posisi kedua. “Setelah semua ramalan tentang malapetaka, setelah rentetan kemenangan dalam beberapa minggu terakhir, kami adalah kekuatan terkuat kedua,” kata pemimpin AfD, Alice Weidel.

Secara keseluruhan di dalam tempat seluruh Uni Eropa, dua kelompok arus utama kemudian pro-Eropa, Demokrat Kristen kemudian Sosialis, tetap dominan dalam pemilihan umum. Keuntungan yang mana diperoleh kelompok sayap kanan ekstrem ini diperoleh dengan mengorbankan Partai Hijau, yang tersebut mana diperkirakan akan kehilangan sekitar 20 kursi juga turun kembali ke posisi keenam di tempat tempat badan legislatif. Kelompok Renew yang dimaksud pro-bisnis milik Macron juga mengalami kerugian besar.

Setelah sempat tergoda untuk bekerja serupa dengan kelompok urusan kebijakan pemerintah yang digunakan condong ke kanan selama kampanye, von der Leyen menawarkan diri untuk membangun koalisi dengan Partai Sosial Demokrat, yang tersebut itu sebagian besar bertahan dalam pemilihan umum, serta Partai Liberal yang mana mana pro-bisnis.

“Kami adalah partai terkuat sejauh ini, Kami adalah jangkar stabilitas,” kata von der Leyen. Merenungkan kebangkitan partai sayap kanan lalu penampilan bagus partai sayap kiri, ia menambahkan bahwa hasil hal itu membawa “stabilitas besar bagi partai-partai dalam tempat tengah. Kami semua berkepentingan dengan stabilitas lalu kami semua menginginkan Eropa yang tersebut digunakan kuat juga efektif.”

Di badan legislatif, hasil sementara menunjukkan bahwa Partai Kristen Demokrat akan memperoleh 189 kursi, naik 13, Partai Sosial Demokrat 135, turun 4 juga kelompok Renew yang mana digunakan pro-bisnis 83, turun 19. Partai Hijau merosot ke 53, turun 18.

Sejak pemilihan UE terakhir pada tahun 2019, partai-partai populis atau sayap kanan ekstrem sekarang ini memimpin pemerintahan di tempat tempat tiga negara – Hungaria, Slovakia, kemudian Italia – kemudian menjadi bagian dari koalisi yang digunakan mana berkuasa di area dalam negara-negara lain termasuk Swedia, Finlandia, lalu juga Belanda.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *