Home / Nasional / Idul Adha Versi Muhammadiyah, NU-Pemerintah: 15 Tahun Cuma Beda 5 Kali

Idul Adha Versi Muhammadiyah, NU-Pemerintah: 15 Tahun Cuma Beda 5 Kali

Idul Adha Versi Muhammadiyah, NU-Pemerintah: 15 Tahun Cuma Beda 5 Kali

Jakarta, REDAKSI17.COM – Organisasi Masyarakat (Ormas) Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah pada tahun ini pada Senin 17 Juni 2024.

Hari Raya Idul Adha akan dirayakan lebih tinggi besar lambat sehari dibandingkan Arab Saudi yakni Minggu (16/6/2024).

Perbedaan Idul Adha antara pemerintah Indonesia serta juga Arab Saudi memang bukan hal yang mana dimaksud baru. Namun, yang dimaksud itu tak biasa adalah perbedaan antara jatuhnya Idul Adha antara Muhammadiyah serta Arab Saudi.

Pada dua tahun sebelumnya yakni 2022 lalu 2023, Idul Adha versi Muhammadiyah lalu Saudi Arabia bersamaan lalu mendahului pemerintah serta NU.

Anggota Majelis Tarjih kemudian Tajdid PP Muhammadiyah Agus Purwanto, dikutip dari website resmi Muhammadiyah menjelaskan mengenai perbedaan Idul Adha dalam area Saudi Arabia serta Muhammadiyah serta pemerintah Indonesia.

Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 Hiriah (H) atau bulan sebelum Zulhijah jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024. Namun, ketika Maghrib tanggal 6 Juni 2024, konjungsi belum terjadi (konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB), sehingga siklus bulan Zulqa’dah belum berakhir.

Berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, Zulqa’dah disempurnakan menjadi 30 hari, lalu 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.

Sementara itu, pemerintah Indonesia yang awal Zulqa’dahnya satu hari tambahan lambat dari Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024.

Ketika maghrib pada Jumat, 7 Juni 2024, konjungsi sudah terjadi serta tinggi hilal mencapai 8 derajat 48 detik, memenuhi kriteria awal bulan versi MABIMS atau Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan juga juga Singapore.

Pemerintah kemudian menetapkan Sabtu pada 8 Juni 2024 ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1445 H, lalu juga Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024. Ini serupa dengan versi Mumahammdiyah.

Di sisi lain, Saudi Arabia menetapkan awal Zulqa’dah sejenis dengan Muhammadiyah, sehingga 29 Zulqa’dah 1445 H juga jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024.

Berdasarkan perhitungan pada Stellarium untuk Jeddah, matahari terbenam pada pukul 19:00 Waktu Saudi atau 23:00 WIB kemudian tinggi hilal 1 derajat 58 detik.

Metode hisab Saudi sebenarnya mirip dengan Muhammadiyah menggunakan Wiladatul Hilal. Karena posisi hilal positif, maka Jumat, 7 Juni 2024 sudah masuk 1 Zulhijah 1445 H. Ini yang dimaksud menjadi dasar penetapan Jumat, 7 Juni 2024 sebagai awal Zulhijah, lalu Idul Adha pada Minggu, 16 Juni 2024.

Perbedaan ini tentu hanya saja akan berdampak pada perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah juga wukuf di dalam area Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.

Kementerian Agama dalam keterangannya menjelaskan berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang dimaksud digunakan sudah masuk kriteria MABIMS, serta adanya laporan hilal terlihat, disepakati bahwa 1 Zulhijjah tahun 1445 Hijriyah jatuh pada Sabtu, tanggal 8 Juni 2024, juga hari raya Idul Adha jatih pada Senin, tanggal 17 Juni 2024.

“Kita berharap dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di area area Indonesia dapat merayakan Idul Adha bersama-sama. Tapi perlu diketahui oleh seluruh masyarakat, jika pada dalam kemudian hari ada perbedaan dalam melaksanakan ibadah yang dimaksud yang berkaitan dengan Idul Adha, kami berharap semuanya mampu mengedepankan harmoni serta toleransi serta tak menonjolkan perbedaan yang mana ada,” tutur Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) Awal Zulhijah, di dalam dalam Jakarta, Jumat (7/6/2024).

Dari data posisi hilal dalam area seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82′ hingga 10° 41,09′ juga sudut elongasinya 11° 34,83′ hingga 13° 14,47′.

Data ini merupakan hisab yang tersebut mana dihitung secara matematis-astronomis yang digunakan yang telah terjadi terjadi dihimpun oleh Kementerian Agama melalui Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Secara hisab, data hilal pada hari ini sudah pernah terjadi memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggunakan kriteria visibilitas hilal MABIMS dalam menentukan awal bulan Kamariah, yang dimaksud digunakan mensyaratkan ketinggian hilal 3 derajat serta elongasi 6,4 derajat.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggunakan kriteria visibilitas hilal MABIMS dalam menentukan awal bulan Kamariah, yang digunakan mensyaratkan ketinggian hilal 3 derajat lalu juga elongasi 6,4 derajat.

Dalam 15 tahun terakhir, Hari Raya Idul Adha versi Muhammadiyah, NU, juga pemerintah termasuk jarang terjadi. Sepanjang 2010-2024, cuma sekali berbeda lima kali juga selebihnya sama.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *