Home / Nasional / Presiden Prancis dan PM Italia Ternyata ‘Ribut’ di KTT G7, Gegara Ini..

Presiden Prancis dan PM Italia Ternyata ‘Ribut’ di KTT G7, Gegara Ini..

Presiden Prancis lalu PM Italia Ternyata ‘Ribut’ dalam KTT G7, Gegara Ini..

Jakarta,REDAKSI17.COM – Dokumen puncak dari pertemuan para pemimpin G7 dalam Italia sudah dirilis. Salah satu yang tersebut dimaksud terungkap dalam rilis itu adalah terkait isu aborsi.

Sebagaimana diketahui, deklarasi KTT G7 pada Jumat (14/6/2024) memang memasukkan isu kesehatan juga hak-hak seksual juga reproduksi yang dimaksud dimaksud komprehensif untuk semua. Namun, dalam deklarasi tak menyertakan kata ‘aborsi’.

Isi deklarasi ini dinilai berbeda dengan komunike kelompok hal itu sebelumnya, yang dimaksud dirilis setelah KTT 2023 dalam Hiroshima, Jepang. Saat itu, dia menyerukan secara eksplisit ‘akses ke aborsi yang digunakan digunakan aman serta legal serta perawatan pasca-aborsi’.

Terkuak, permasalahan itu terjadi imbas perbedaan pendapat antara Presiden Perancis Emmanuel Macron dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

Keduanya berselisih mengenai bahasa khusus yang tersebut digunakan harus dimasukkan dalam hak aborsi. Meloni berusaha menghilangkan beberapa bahasa aborsi dari dokumen tersebut.

Para pejabat AS mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden menggalakkan untuk mempertahankan bahasa tentang hak-hak reproduksi setelah perniagaan Meloni tersebut.

Negosiasi mengenai bahasa aborsi ini menyebabkan bentrokan rakyat pada dalam sela-sela KTT antara Meloni lalu Macron. Ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang pernyataan G7 “tanpa kata aborsi,” Macron mengatakan dia menyayangkan posisi Roma.

“Prancis miliki visi yang mana mirip tentang kesetaraan antara pria lalu wanita. Ini bukan visi yang tersebut mana dimiliki oleh semua spektrum politik. Saya menyayangkannya tetapi saya menghormatinya lantaran itu adalah pilihan berdaulat rakyat Anda,” kata Macron, Kamis (13/6), dikutip dari CNN.

Ia pun menambahkan Prancis berniat untuk “mempertahankan dengan kekuatan” hak untuk melakukan aborsi.

Meloni membela posisi pemerintah konservatifnya serta menuduh Macron bermain politik, beberapa hari setelah ia menyerukan pemilihan parlemen dalam Prancis untuk akhir bulan ini.

“Tidak ada alasan untuk memperdebatkan isu-isu yang mana sudah kita sepakati selama beberapa waktu. Saya percaya bahwa sangat salah, di area dalam masa-masa sulit seperti ini, untuk berkampanye menggunakan forum yang mana yang disebut berharga seperti G7,” kata Meloni, Kamis (13/6).

Perselisihan antara Meloni juga Macron terjadi setelah Prancis menjadi negara pertama di tempat tempat dunia yang digunakan mana mengabadikan hak aborsi dalam konstitusinya. Hal ini menjadi puncak dari upaya yang digunakan digunakan dimulai sebagai tanggapan langsung terhadap keputusan Mahkamah Agung AS untuk membatalkan hak aborsi pada area sana.

“Prancis mengintegrasikan hak perempuan untuk melakukan aborsi, kebebasan untuk miliki kontrol atas tubuh seseorang dalam lembaga ini. Kepekaan yang identik bukan dimiliki oleh negara Anda saat ini,” kata Macron dalam pertemuan tersebut.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *