Jakarta,REDAKSI17.COM – Penyelidikan anti-subsidi terhadap impor kendaraan listrik dari China dianggap terlalu selektif. Sebab penyelidikan cuma mengamati perusahaan-perusahaan selama China lalu bukan perusahaan dengan volume ekspor terbesar.
Pekan lalu, Komisi Eropa mengumumkan untuk mengenakan tarif mulai 4 Juli pada impor mobil listrik jika China. Keputusan sementara mengikuti penyelidikan bulanan tentang peran subsidi pemerintah dalam industri EV China.
Adapun, industri mobil listrik dalam tempat China sendiri sudah diimplementasikan mengalami kemajuan pesat setelah tambahan besar dari 10 tahun pengembangan. Bukan cuma berhasil menyebabkan pemasaran mobil listrik merk Tesla ‘nyungsep’, tetapi industri ini juga menggerakkan produsen mobil serta startup dalam negeri bersaing ketat.
Sementara itu, perlambatan permintaan domestik juga sudah menggalakkan perusahaan mobil listrik China untuk memperkuat strategi transaksi jual beli dengan berekspansi ke Asia Tenggara, Timur Tengah juga juga Eropa.
China secara terbuka sudah lama mengkritisi langkah Uni Eropa lalu menyangkal tuduhan terkait, termasuk dari AS mengenai kelebihan kapasitas industri yang mana mana menempatkan produsen pada tempat negara-negara lain dalam bahaya menyembunyikan pabrik kemudian memecat pekerja,.
Researcher at the Academy of Macroeconomic Research of the National Development and Reform Commission, Jin Ruiting menilai penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa belaka melihat perusahaan Cina, bukan perusahaan dengan volume ekspor terbesar. Meski demikian, ia tiada membeberkan eksportir mana yang mana dimaksud.
“Pilihan sampel sangat selektif,” kata Jin dalam bahasa Mandarin, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (18/6/2024). Dia mengklaim itu melanggar aturan World Trade Organization (WTO). WTO sendiri menolak berkomentar.
Sementara, itu Juru bicara Komisi Eropa untuk Perdagangan serta Pertanian Olof Gill mengatakan bahwa sesuai dengan aturan yang dimaksud dimaksud berlaku, pemilihan final sampel didasarkan pada volume produksi, pelanggan atau ekspor yang mana paling representatif ke Uni Eropa yang tersebut itu dapat secara wajar diselidiki dalam waktu yang mana mana tersedia.
Gill mengatakan volume ekspor terbesar bukanlah satu-satunya kriteria kemudian bahwa Komisi juga melihat volume produksi juga jualan domestik.
“Komisi menganggap bahwa sampel dipilih sesuai dengan aturan WTO serta undang-undang Uni Eropa terkait dalam hal ini,” katanya.
Perusahaan-perusahaan mobil utama Jerman, yang mana mana mendapatkan transaksi jual beli yang digunakan signifikan dari China serta miliki kemitraan lokal, dengan cepat menyatakan keberatan merekan terhadap tarif yang tersebut direncanakan oleh Uni Eropa.
Sebagaimana diketahui, Komisi Eropa mengumumkan pada 12 Juni bahwa merekan akan memberlakukan tarif anti-subsidi hingga 38,1% pada mobil yang dimaksud diimpor dari China mulai Juli.