Jakarta,REDAKSI17.COM – S&P 500 lalu Nasdaq dibuka lesu dikarenakan terbebani oleh saham produsen chip yang dimaksud digunakan melemah. Sementara pemodal juga merespon terhadap data aktivitas bidang usaha AS yang lebih tinggi banyak kuat dari perkiraan.
Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan awal Jumat (21/6/2024) indeks Dow Jones Industrial Average naik 73,72 poin, atau 0,19%, pada 39,208.48, S&P 500 turun 17,36 poin, atau 0,32%, pada 5,455.81, juga Nasdaq Composite naik turun 98,42 poin, atau 0,56%, pada 17.623,17.
Perusahaan chip AI Nvidia turun 4,4%, setelah kerugian dalam sesi sebelumnya menghasilkan nilai pasarnya kembali pada tempat bawah Microsoft.
Saham semikonduktor Qualcomm, Broadcom, Micron Technology, kemudian Arm Holdings turun antara 2% serta juga 5%, menyeret indeks Semikonduktor Philadelphia SE 2,2% lebih besar besar rendah.
Sektor teknologi menjadi yang paling terpukul dalam antara indeks sektor utama S&P 500, kemudian juga turun 1,3%. Saham megacaps seperti Alphabet, Amazon.com, lalu Apple naik antara 0,6% serta juga 1,4%.
Aktivitas kegiatan usaha AS merangkak naik ke level tertinggi dalam 26 bulan pada bulan Juni pada dalam tengah pulihnya lapangan kerja, namun tekanan nilai tukar sudah pernah mereda secara signifikan, memberikan harapan bahwa perlambatan inflasi yang mana terjadi baru-baru ini kemungkinan akan berlanjut.
PMI jasa awal meningkat menjadi 55,1 pada bulan ini, di dalam tempat atas ekspektasi sebesar 53,7, sementara PMI manufaktur naik tipis menjadi 51,7, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan menjadi 51.
Pasar juga menilai serangkaian data kegiatan ekonomi yang tersebut mana melemah, kemudian komentar dari pejabat Federal Reserve AS bahwa suku bunga sanggup tetap lebih besar banyak tinggi dalam jangka waktu yang dimaksud lebih lanjut lanjut lama jika tidaklah ada perbaikan bilangan bulat inflasi yang mana digunakan konsisten.
Sesi hari Jumat akan menandai berakhirnya kontrak derivatif triwulanan yang mana dimaksud terkait dengan saham, opsi indeks, dan juga juga kontrak berjangka, yang juga dikenal sebagai “triple witching”, yang dimaksud dimaksud menambah volatilitas pasar.
Pasar uang masih memperhitungkan kesempatan 58% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, kemudian juga masih memperkirakan adanya dua penurunan suku bunga tahun ini, menurut data FedWatch.
CNBC INDONESIA RESEARCH