Jakarta,REDAKSI17.COM – Saat ini Indonesia tengah mengalami musim kemarau, namun tak seperti biasanya, musim kemarau kali ini lebih lanjut banyak kering serta panas. Kondisi ini dipicu fenomena El Nino kemudian IOD Positif, yang tersebut dimaksud menyebabkan anomali kenaikan suhu juga berkurangnya curah hujan dari kondisi normal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, lalu juga Geofisika (BMKG) memprakirakan, musim kemarau kering dalam Indonesia akan segera berakhir. Namun, level El Nino moderat masih akan terus bertahan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, level El Nino moderat akan terus bertahan serta berakhir pada bulan Februari-Maret 2024. Hal itu disampaikan usai rapat terbatas (ratas) terkait El Nino dalam Istana Jakarta, Selasa (3/10/2023).
|
Pilihan Redaksi
|
Lalu kapan musim hujan dimulai di dalam dalam Indonesia?
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan lalu berakhir pada bulan Februari-Maret 2024,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (4/10/2023).
“Awal musim hujan sendiri berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Saat ini, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan,” jelas Dwikorita.
Hanya saja, lanjutnya, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan bukan terjadi secara serentak di area dalam seluruh wilayah Indonesia.
Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan, sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang dimaksud masuk musim penghujan sebelum November juga juga ada yang dimaksud mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” terangnya.
“Sementara puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2024,” pungkas Dwikorita.
Sebelumnya, mengutip Buku Prakiraan Musim Hujan 2023/2024, BMKG memprediksi Awal Musim Hujan 2023/2024 di tempat dalam sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mundur yaitu di dalam dalam sebanyak 446 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 63,81% wilayah ZOM Indonesia.
