Home / Politik / Survei MSCI: Singgih dan Heroe Bersaing di Pilkada Yogyakarta

Survei MSCI: Singgih dan Heroe Bersaing di Pilkada Yogyakarta

Sleman,REDAKSI17.COM – Media Survei Center Indonesia (MSCI) melakukan survei elektabilitas dan popularitas calon peserta Pilkada Kota Jogja dengan metode terbuka dan tertutup. Hasilnya, Heroe Poerwadi dan Singgih Raharjo saling bersaing di posisi atas.
Direktur Eksekutif MSCI, Helmi Panggabean mengatakan survei dilakukan pada 25-30 Juli 2024. Dua metode yang digunakan yaitu spontan terbuka dan tertutup. Survei yang menyasar 400 responden itu dengan metode multistage random sampling, atau pengambilan samplingnya berjenjang. Margin errornya 4,9%.

“Jadi komposisi setiap kecamatan di-breakdown terus sampai tingkat Kalurahan proporsional, lalu sampai menentukan titik, RT ataupun random di setiap KK (Kepala Keluarga) dengan margin error 4,9%,” kata Helmi kepada wartawan di Bulaksumur, Sleman, Minggu (4/8/2024).

Helmi menjelaskan, di setiap Kalurahan pihaknya mengambil 10 responden. Survei dilakukan dengan metode tatap muka, wawancara terbuka.

“Jadi responden terpilih kita tentukan ada 40 Kalurahan dari total jumlah 45 Kalurahan di Kota Jogja. Kita ambil 40 secara random, terus metodologinya setiap Kalurahan 10, kita acak lagi setiap RT, di RT 2 berarti satu Kalurahan lima RT. Pengambilan sampling laki-laki dan perempuan,” ucapnya.

“Sebaran lokasi survei setiap kecamatan berbeda karena menyesuaikan komposisi jumlah penduduk,” sambung dia.

Hasil Survei MSCI
“Hasilnya, spontan terbuka khususnya popularitas terbuka, Singgih Raharjo 25,3%. Popularitas adalah tingkat pengenalan alias tahu. Selanjutnya Heroe Poerwadi 21%, Afnan Hadikusumo 19,5%, Heri Zudianto 17,3% dan Eko Suwanto 12%,” kata Helmi kepada wartawan di Bulaksumur, Sleman, Minggu (4/8/2024).

Helmi menerangkan, metode spontan terbuka adalah melontarkan pertanyaan tanpa panduan kepada responden. Selanjutnya, responden yang mengetahui siapa calon peserta Pilkada Kota Jogja itu ditanya siapa yang cocok memimpin atau elektabilitas terbuka.

“Untuk hasilnya Heroe Poerwadi 20%, Singgih Raharjo 8,8%, Eko Suwanto 6%, Wawan Hermawan 5,8%, Afnan Hadikusumo 5% dan Budi Waljiman 1,8%,” ujarnya.

“Lalu yang tidak tahu, tidak jawab, 50,3%. Masih tinggi, kenapa? Karena terbuka, belum dijelaskan ada berapa nama, elektabilitas terbuka ini elektabilitas yang spontan, jadi hasil mengetahui popularitas,” lanjut Helmi.

Sedangkan survei dengan metode tertutup, kata Helmi, adalah survei dengan cara menunjukkan nama-nama dan calon masing-masing kepada responden. Menurut dia, bisa dikatakan ini adalah popularitas real.

“Jadi ketika pertanyaannya apakah kenal atau tahu Heroe Poerwadi, 68,5 responden menjawab tahu. Kenapa lebih tinggi? Karena sudah ditunjukkan satu-satu, kalau sebelumnya kan spontan,” ucapnya.

Sedangkan urutan kedua adalah Singgih Raharjo 60,3%, Afnan Hadikusumo 37%, Wawan Hermawan 25,5%, Eko Suwanto 25,5%, Budi Waljiman 15,8%, Sri Widya Supena 10%, Aryanto 5%, dan Widi Pratomo 4,3%.

“Tingkat popularitas ini menandakan bahwasanya persepsi masyarakat yang ditanyakan oleh surveyor kepada responden 68% paling tinggi Pak Heroe Poerwadi, popularitas pengenalan,” kata Helmi.

Dari popularitas, Helmi kemudian mengerucutkan lebih dalam, yakni tingkat kesukaan. Hasilnya, yang tahu Heroe Poerwadi tadi 43% suka, Singgih Raharjo 33,3% suka, dan Afnan Hadikusumo 21,8% suka.

“Popularitas ke suka ini modal untuk menuju ke elektabilitas. Maka pertanyaan selanjutnya di antara nama-nama ini, yang sudah tahu kalau sekarang Pemilu dalam rentang 25-30 Juli itu 29,8% memilih Heroe Poerwadi, 13,8% memilih Singgih Raharjo, 10,5% memilih Afnan Hadikusumo, 10,3% Wawan Hermawan, 7,8% Eko Suwanto, 3,3% Budi Waljiman, dan tidak tahu atau belum menentukan pilihan 22,3%,” paparnya.

Helmi mengatakan, hasil survei tersebut belum hasil akhir, tapi sudah menunjukkan tren elektabilitas. Dia bilang hasil survei itu menggambarkan inilah calon-calon yang berpotensi maju di Pilkada Kota Jogja dan berpotensi bisa unggul.

“Kesimpulan dari survei ini potensi dari semua calon terlepas itu incumbent, PJ, anggota DPD, DPRD, masih punya peluang untuk memimpin Kota Jogja. Tidak ada dominan kalau dari hasil survei ini, belum ada dominasi,” kata Helmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *