Yogyakarta (07/08/2024) REDAKSI17.COM – Dalam rangka lawatannya ke Yogyakarta, guna menghadiri pembukaan Grebeg UMKM, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyempatkan berkunjung ke Museumku Gerabah Timbul Raharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Rabu (07/08).
Kepada awak media, Wapres Ma’ruf Amin menyatakan kekagumannya akan keberadaan Museumku Gerabah. Hal ini sebabkan, dilibatkannya seluruh warga kampung pada proses produksi gerabah. Berbagai bentuk gerabah diproduksi sampai menjadi keramik. “Ternyata ini hasilnya sudah diekspor ke Eropa, ke Amerika, ini luar biasa,” ungkapnya.
Kerajinan gerabah berbahan dasar tanah liat. Melihat begitu banyaknya produksi gerabah, yang dibuat dalam waktu yang sudah cukup lama, memimbulkan pertanyaan bagi Wapres Ma’ruf Amin. Apakah ketersediaan tanah liat di daerah tersebut, masih cukup untuk memenuhi kegiatan proses produksi.
Ternyata, tanah liat yang ada di Bantul sudah tidak mencukupi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, perlu mendatangkannya dari tempat atau daerah lain. Diantaranya, tanah liat dipasok dari Kabupaten Sleman. Dan ada pula yang dipasok dari luar wilayah DIY, seperti Magelang dan Kebumen.
Melihat betapa banyaknya variasi bentuk dari kerajinan gerabah tersebut, Wapres Ma’ruf Amin memberikan apresiasi dan saran, agar kegiatan yang sudah ada ini terus dapat dikembangkan. Harus ada regenerasi kepada putra-putri di Kasongan, melalui edukasi. Ia berharap, Museumku Gerabah Timbul Raharjo bisa menjadi tempat studi bagi daerah-daerah lain. Khususnya bagi daerah-daerah yang ingin mengembangkan usaha dibidang kerajinan gerabah.
”Saya kagum, disini bisa menghasilkan banyak gerabah dan keramik bahkan sudah merambah ke alumunium”. Ketertarikannya tampak Ketika pertama kali ia datang. “Selain itu, barang kerajinan tersebut dibuat bukan oleh satu dua orang, ternyata jadi kerajinan seluruh kampung di Kasongan ini,” terang Wapres Ma’aruf Amin..
“Jadi ini hampir jarang, kan biasanya ada satu dua keluarga tapi ini sekampung”. Karena itu, Wapres pun beharap hal ini terus dijaga dan dipertahankan, agar Kasongan menjadi kampung gerabah. Selain daripada itu, inovasi harus terus dikembangkan. Kolaborasi bersama seniman juga harus dilakukan. “Seniman mampu memberi inspirasi khususnya pada teknik-teknik tempel, putar dan pilin,” jelasnya.
Demikian halnya, sebelum produksi, hendaklah berkonsultasi untuk mencari masukan-masukan dari beberapa pihak, untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar saat ini. Pengrajin dituntut jeli melihat pangsa pasar. Seperti apa model yang digemari oleh konsumen, termasuk yang sedang mode. Sementara, perhatian dan dukungan dari pemerintah, baik pemerintah setempat, pemerintah daerah maupun pusat diharapkan mampu mendorong keberlanjutan usaha dalam berinovasi.
Humas Pemda DIY