Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Secara historis, Palestina menjadi tanah kaum muslimin karena jihad fi Sabilillah. Selamanya, tanah palestina menjadi tanah kharajiyah, karena dibebaskan dengan perang.
Palestina, pertama kali dibebaskan dengan jihad kaum muslimin dibawah kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab. Pada era Khilafah inilah, Palestina menjadi bagian tanah kaum muslimin.
Selanjutnya, pada era Sholahuddin Al Ayyubi, Palestina kembali dibebaskan. Palestina kembali ke pangkuan kaum muslimin, dengan cara yang sama, yakni dengan jihad (perang) dibawah komando Khilafah Islam.
Tanah Palestina berbeda dengan Indonesia. Rakyat Indonesia, memeluk Islam dengan damai, hanya dengan dakwah, tanpa ada jihad (perang).
Karena itu, solusi untuk Palestina hanya jihad. Tapi bukan sembarang jihad, melainkan jihad dibawah komando Khalifah, jihad dibawah naungan Daulah Khilafah.
Kenapa demikian?
Begini…
Walaupun Hamas dan rakyat Palestina telah dan akan terus berjihad, tetapi jihad mereka hanya sampai pada kapasitas mempertahankan diri, mempertahankan Al Aqsa. Jihad mereka, bukan jihad untuk melenyapkan dan mengusir entitas najis Yahudi Israel.
Karena dalam konteks apapun, dalam hitungan politik maupun militer, siapapun akan berkesimpulan bahwa milisi tidak akan pernah menang berperang melawan negara. Karena entitas negara, didukung oleh rakyat, anggaran, militer hingga dukungan negara lainnya.
Ada yang berfikir, Taliban bisa menang melawan Amerika. Dan membuat Taliban kembali ke tampuk kekuasaan. Bukankah ini bukti milisi menang melawan entitas negara?
Jawabnya, Amerika tidak pernah kalah dengan Taliban. Buktinya, Amerika tetap eksis menjadi negara adidaya. Amerika hanya mengubah strategi penjajahan, dari pendudukan ke penjajahan dibidang lain. Entitas Taliban juga tak mengkhawatirkan, karena tak ada entitas lain yang wajib dijaga, seperti Israel yang wajib dijaga oleh Amerika di Palestina.
Itu artinya, kata kunci pembebasan Palestina adalah jihad, jihad yang dikomando oleh Khalifah, jihad yang dipimpin Amirul mukminin, jihad dengan komando dari negara Khilafah. Kenapa harus khilafah?
Karena dengan Khilafah, seluruh kekuatan kaum muslimin di dunia dapat dimobilisasi untuk membebaskan Palestina. Konsolidasi dan mobilisasi kekuatan umat Islam, baik dari sisi militer, SDM dan finansial, akan mampu melumat Yahudi Israel dan mengenyahkannya dari peta dunia.
Jadi, solusi untuk Palestina adalah jihad dan Khilafah. Bukan perundingan, bukan konferensi, bukan membagi Palestina menjadi dua negara.
Karena itu, saat saudara kita kaum muslimin di Palestina berjihad mempertahankan Al Quds, maka sudah menjadi kewajiban kita semua kaum muslimin untuk berjuang menegakkan Khilafah, dan segera mengirim tentara Khilafah untuk berjihad membebaskan Palestina. Pada akhirnya, bumi al Quds akan kembali ke pangkuan kaum muslimin, bangsa Yahudi kembali terusir, peta Israel hapus dari peta dunia. [].