Yogyakarta (25/10/2024) REDAKSI17.COM – Berdasarkan data Indonesia Halal Market Report tahun 2021/2022, Indonesia adalah pasar konsumen halal terbesar di dunia. Nilai konsumsi produk halal Indonesia mencapai 184 miliar dolar AS.
Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X pada SiBakul Halal Festival dan Pelantikan Pengurus Wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY, menjelaskan, nilai ekspor produk halal Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS. Hal Ini menggambarkan betapa besar potensi dan peluang pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia.
Kondisi ini sesuai dengan cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Besarnya potensi dan peluang yang ada, wajib dapat diikuti dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas ekonomi syariah.
“Kita wajib menguatkan rantai nilai halal dengan fokus pada sektor kompetitif, penguatan sektor keuangan syariah, menetapkan UMKM sebagai motor penggerak, dan penguatan ekonomi digital syariah,” kata Sri Paduka pada Jumat (25/10) di JEC, Bantul.
SiBakul Halal Festival menurut Sri Paduka adalah kesempatan besar bagi DIY untuk mempromosikan dan mensyiarkan ekonomi syariah. Melalui SiBakul Halal Festival ini, menjadi ajang untuk mendukung pengenalan produk halal, serta turut mendukung program UMKM naik kelas.
Terhadap pengurus wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY terlantik, Sri Paduka berharap akan mampu terjalin komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang lebih baik dengan seluruh elemen terkait. Dengan begitu, kesamaan persepsi dan sinergi tetap terjaga, dalam mewujudkan cita-cita bersama.
“Saya berharap rangkaian SiBakul Halal Festival ini dapat berlangsung dengan lancar, sukses, membawa hasil, manfaat, dan dampak positif dalam mewujudkan pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia,” tutup Sri Paduka.
Sekretaris 1 Pengurus Pusat MES, A. Iskandar Zulkarnain menyebutkan, saat ini sudah ada 151 kabupaten/kota, 30 provinsi dan 23 sudah memiliki perwakilan MES. Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan ekonomi syariah.
Ekonomi syariah meskipun masih relatif muda, namun memiliki perkembangan yang menggembirakan. Di DIY, dukungan terhadap ekonomi syariah ini tidak main-main. Saat ini, Pemda DIY mewadahi pertumbuhan ekonomi syariah ini dengan menjamin halal banyak produk UMKM.
“Saya sangat apresiasi bahwa Yogyakarta ini memang kota istimewa. Ada Festival Jogja Halal Festival dan ada juga SiBakul Halal Festival. Ini cukup luar biasa, saya surprised, ini Dinas Koperasi tapi menyelenggarakan acara halal festival,” tutur Iskandar.
Kondisi ini positif menurut Iskandar, karena berpengaruh kepada kegiatan masyarakat, terutama masyarakat muslim. Halal menjadi suatu hak dari masyarakat muslim. Meskipun, non halal pun merupakan suatu hak juga. Untuk itu, perlu sikap saling menghormati atas pilihan hak masing-masing.
“Atas adanya beberapa festival baik itu halal dan non halal, wajib kita lindungi dan wajib kita hargai. Masyarakat Ekonomi Syariah wajib bergandengan tangan untuk mewujudkan pertumbuhan perekonomian di seluruh Indonesia,” terang Iskandar.
MES DIY menurutnya juga aktif dalam kegiatannya. DIY dinilai siap untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah. Ia bahkan berharap, daerah lain bisa melakukan study tiru atas apa yang dilakukan DIY. MES DIY dinilai aktif dan kreatif, sehingga produk halal tidak terbatas dan tidak monoton. “Kehadiran MES Jogja ini dapat memberikan dampak positif dan juga menggairahkan pengurusan di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan ini juga dapat diikuti di beberapa kabupaten/kota yang lainnya,” kata Iskandar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi melaporkan, SiBakul Halal Festival ini diselenggarakan pada 24 – 27 Oktober 2024. Event ini adalah rangkaian edukasi promosi. Ini merupakan bukti nyata dari Pemda DIY dalam menindaklanjuti UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
SiBaku Halal Festival ini adalah bentuk promosi untuk menyatukan ekosistem halal yang ada di DIY kepada masyarakat luas. Hal ini bisa menjawab terhadap apa yang dinamakan halal, bagaimana cara mendapatkan halal, dan bagaimana membangun jejaring jadi industri halal. Halal menjadi salah satu sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan pesat baik di Indonesia maupun di dunia.
Siwi menyebut, produk halal ini memiliki tujuan sangat mulia dalam mewujudkan ekonomi syariah. Hal ini tidak akan bisa dilaksanakan dan tidak akan bisa tercapai tanpa ada partisipasi semua pihak.
“Di sini kita saling komunikasi untuk bagaimana ajang promosi produknya, bagaimana cara aksesnya, bagaimana cara mewujudkannya dan bagaimana cara distribusinya. Ini penting sekali dalam pengembangan produk halal,” jelas Siwi.
Pada acara yang diikuti oleh puluhan UKM ini, Siwi menyebut, sinergi dan kolaborasi antar pihak sangat diperlukan antara pelaku usaha, lembaga sertifikat konsultan, serta masyarakat. Semua harus saling mendukung agar ekosistem halal ini dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat.
Humas Pemda DIY