Gunungkidul (23/12/24) REDAKSI17.COM -Wakil Gubernur (Wagub) DIY, KGPAA Paku Alam X meresmikan Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Terintegrasi Tahun 2024 di Balai Kalurahan Kedungkeris, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Senin (23/12). Penanganan RTLH Terintegrasi tersebut merupakan program dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUPESDM) DIY untuk membantu masyarakat kurang mampu dan belum memenuhi persyaratan, baik segi kenyamanan dan kesehatan.
Kegiatan Penanganan RTLH Terintegrasi kembali dilaksanakan Dinas PUPESDM DIY melalui anggaran Dana Keistimewaan (Danais) pada 2024 dan berlokasi di dua padukuhan. Pertama, Padukuhan Kwarasan Wetan, Kalurahan Kedungkeris, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dan Padukuhan Panjul, Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Peresmian tersebut dihadiri Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Sekda Kulon Progo Triyono, perwakilan Forkopimda DIY dan Kabupaten Gunungkidul serta Kulon Progo. Turut hadir para pemangku kepentingan serta mitra kolaborasi CSR dan Baznas, pejabat dan tokoh masyarakat Padukuhan Kwarasan Wetan maupun Padukuhan Panjul.
“Saya resmikan Program Penanganan RTLH Terintegrasi Tahun 2024 di Padukuhan Kwarasan Wetan, Kalurahan Kedungkeris, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dan Padukuhan Panjul, Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo. Semoga program ini menjadi langkah awal yang membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Wagub DIY Paku Alam X membacakan sambutan Gubernur DIY.
Melalui Dana Keistimewaan (Danais), Pemda DIY telah merealisasikan berbagai pembangunan infrastruktur dasar yang menjadi kebutuhan mendesak masyarakat. Tidak hanya membangun rumah layak huni, program ini melibatkan pembangunan prasarana lingkungan seperti jalan, drainase, penerangan jalan, dan gapura. Semua ini bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih layak, sehat, nyaman, dan mendukung aktivitas perekonomian masyarakat.
“Namun, keberhasilan pembangunan ini tidak hanya dilihat dari sisi fisik saja. Kita juga mengembangkan potensi lokal yang ada di kawasan ini. Di Kalurahan Kedungkeris, kerajinan pelepah pisang, batik tulis, hingga olahan tanaman obat telah menunjukkan potensi ekonomi yang luar biasa. Sementara itu, di Kalurahan Srikayangan, pertanian bawang merah menjadi kebanggaan daerah dan salah satu sumber pendapatan masyarakat,” tutur Sri Paduka.
Sebagaimana falsafah Jawa Sangkan Paraning Dumadi, dikatakan Sri Paduka yang mengajak memahami asal-usul dan tujuan hidup, di mana keberadaan semua harus membawa manfaat bagi sesama dan lingkungan sekitar. Program ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan ekonomi, penguatan budaya, dan peningkatan kualitas hidup.
Program yang diresmikan hari ini adalah hasil gotong royong semua pihak baik di TPS pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kalurahan, CSR, dan masyarakat. Gotong royong adalah jiwa bangsa Indonesia yang harus terus dijaga. Keberhasilan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab bersama untuk menjaga dan memanfaatkan pembangunan ini sebaik-baiknya.
“Saya yakin bahwa dengan sinergi dan semangat gotong royong, kita bisa mencapai kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan. Kita wujudkan DIY sebagai daerah yang makmur, lestari, dan berbudaya, di mana setiap sudut wilayahnya mencerminkan keadilan pembangunan,” imbuhnya.
Sri Paduka pun mengajak seluruh masyarakat agar lebih proaktif dalam menyampaikan usulan penggunaan Danais. Usulan yang berbasis kebutuhan riil masyarakat, khususnya terkait pembangunan infrastruktur dasar, kawasan permukiman, dan pengembangan potensi lokal, adalah kunci dalam menekan angka kemiskinan.
Kepala Dinas PUPSDM DIY, Anna Rina Herbranti menyampaikan program tersebut dilaksanakan di Padukuhan Kwarasan Wetan, Kedungkeris, Nglipar, Gunungkidul yang terdiri atas Pembangunan Baru Rumah Layak Huni dengan arsitektur khas Yogyakarta sejumlah 10 unit rumah dengan jalan lingkungan 2.083 meter, talud 1.162 meter, drainase 279 meter, penerangan jalan umum100 unit dan penanda kawasan berupa satu Gapura Lar Badhak. Total seluruh anggaran kurang lebih Rp 5,6 miliar.
“Penanganan di Padukuhan Kwarasan Wetan, Kedungkeris ini berkolaborasi dengan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Yogyakarta pemasangan jaringan listrik bagi 3 rumah di luar penanganan integrasi. Kami juga berkolaborasi dengan CSR Bank BPD DIY berupa Peningkatan Kualitas RTLH sejumlah 3 rumah dan bantuan dua alat Pemintal Pelepah Pohon Pisang untuk Kelompok Pengrajin Anyaman Pelepah Pisang, bekerja sama dengan Universitas Widya Mataram (UWM) ,” imbuhnya.
Adapun program serupa, Anna mengatakan juga dilakukan di Padukuhan Panjul Srikayangan, Sentolo, Kulon Progo. Terdiri atas pembangunan baru 9 rumah layak huni dengan arsitektur khas Yogyakarta, jalan lingkungan 368 meter, talud 203 meter, drainase 278 meter, dan 23 unit penerangan jalan umum serta satu penanda kawasan Gapura Lar Badhak.Total seluruh anggaran lebih Rp 2,26 miliar
“Kami juga berkolaborasi dengan PT. PLN UP3 Yogyakarta untuk kemudahan pemasangan jaringan listrik bagi rumah warga yang dibantu. Selain itu, terdapat kolaborasi dengan CSR Bank BPD DIY dan PT Pertamina Patra Niaga berupa pembangunan baru Rumah Layak Huni,” tandasnya.
Selain pembangunan fisik infrastruktur, Anna membeberkan kegiatan Penanganan RTLH Terintegrasi 2024 juga mendorong perekonomian dan pembangunan kesejahteraan masyarakat di lokasi penanganan. Baik Kalurahan Kedungkenis Nglipar, Gunungkidul maupun Kalurahan Srikayangan Sentolo, Kulon Progo merupakan Kalurahan yang memiliki potensi perekonomian yang tinggi.
“Diharapkan pelaksanaan kegiatan penanganan RTLH Terintegrasi, baik di Kalurahan Kedungkeris Nglipar Gunungkidul serta Kalurahan Srikayangan Sentolo, Kulon Progo dapat menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dengan banyaknya stakeholders yang terlibat, penanganan diharapkan dapat terlaksana tuntas kawasan,” papar Anna.
Sementara itu Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengungkapkan Gunungkidul sangat luas sedangkan pembangunan fisik belum semuanya dapat dilaksanakan terlebih dengan terbatasnya APBD. Untuk itu, pihaknya mengucapkan terimakasih kasih atas bantuan dan dari Pemda DIY melalui Danais selama ini, termasuk penanganan RTLH terintegrasi ini sehingga memberikan dampak sosial bagi masyarakat setempat.
“Saya sangat berterima kasih rumahnya jadi bagus sekali dulu sudah reyot. Dengan bantuan rumah baru jadi nyaman untuk saya tinggali sendiri. Sekali lagi, saya bisanya hanya berterima kasih atas bantuannya kepada semua pihak yang telah membantu, ” ucap Mugirah (78 tahun) warga RT 01 Kwarasan Wetan Kedungkeris Nglipar, Gunungkidul yang mendapat bantuan penanganan RTLH Terintegrasi.
Humas Pemda DIY