MANTRIJERON,REDAKSI17.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, menegaskan pentingnya sikap disiplin, komitmen, kerja sama serta menjaga kesehatan dalam menjalankan tugas sebagai ASN dan staf pemerintahan. Hal ini disampaikan saat memimpin Apel pagi di Kemantren Mantrijeron, Senin (10/2).

“Meskipun saya tidak bisa mengunjungi semua kemantren, saya berharap kehadiran saya di Kemantren Mantrijeron ini bisa menjadi penyemangat bagi para karyawan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warga Kota Yogyakarta,” ujar Sugeng.

Kunjungannya ini juga merupakan bentuk dukungan dan kepercayaan kepada para pegawai, khususnya di wilayah Mantrijeron yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta. Sumbu Filosofi sendiri merupakan jalur budaya yang tengah ditata oleh Pemerintah Provinsi DIY untuk menjaga nilai sejarah dan meningkatkan daya tarik wisata.

“Tentu kita mau tidak mau harus melaksanakan program penataan Sumbu Filosofi ini. Kita harus menjaga marwah budaya di Kota Yogyakarta dan meningkatkan akses pariwisata,” ungkapnya.

Kegiatan ini diikuti seluruh pegawai di Kemantren Mantrijeron.

Selain itu, Sugeng juga mengajak seluruh pegawai di Kemantren Mantrijeron untuk terus berkomitmen dalam mendukung kebijakan yang dijalankan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X, serta kebijakan yang diinisiasi oleh calon Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan.

Ia berharap seluruh pegawai di Kemantren Mantrijeron dapat terus berkontribusi secara maksimal demi pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

“Semoga dengan kolabirasi antara pegawai ini dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat khususnya di Kemantren Mantrijeron,”katanya.

Sementara itu, Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Affrio Sunarno berharap, agar penataan Sumbu Filosofi Yogyakarta dapat menjadi landasan yang kuat bagi nilai-nilai budaya.

“Dengan pendekatan yang benar dalam pelestarian dan pengembangan, penataan Sumbu Filosofi ini bisa menjadi landasan yang menghidupi masyarakat Yogyakarta. Bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai energi positif yang memperkuat persatuan dan kesejahteraan di tengah keberagaman,” ujarnya.

​​​
Affrio juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam menjaga serta merawat warisan budaya ini. Ia berharap generasi muda dapat lebih menghargai dan melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur mereka.

“Ini bukan hanya tentang pelestarian benda atau situs, tetapi juga tentang keberlanjutan nilai-nilai budaya yang relevan dengan kehidupan modern. Kita harus memastikan bahwa filosofi dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta dapat menghidupi masyarakat dan memberikan manfaat nyata bagi generasi sekarang dan yang akan datang,” pungkasnya.