Kuatkan Perlindungan Anak, Pemkot Tambah Relawan SAPA di Wilayah
13 Februari 2025
JETIS,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) berencana menambah empat Relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh, Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Retnoningtyas saat diwawancarai pada kegiatan penguatan relawan SAPA di KHAS Hotel Yogyakarta, Rabu (12/2).
Pihaknya menyebutkan, sebelumnya relawan SAPA sudah ada di empat kelurahan yaitu di Kelurahan Rejowinangun, Kelurahan Giwangan, Kelurahan Kricak, dan Kelurahan Brontokusuman.
Nantinya di tahun 2025 akan ada empat kelurahan baru yang akan dibentuk Relawan SAPA, yakni di Kelurahan Wirogunan, Kelurahan Sorosutan, Kelurahan Bener, dan Kelurahan Prawirodirjan.
“Relawan SAPA ini hadir untuk membantu pendampingan dan edukasi terkait permasalahan perempuan dan anak, terutama di kelurahan-kelurahan dengan tingkat kerawanan yang tinggi,” jelas Retnoningtyas saat diwawancarai.
Ia mengungkapkan, kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sering kali menjadi perhatian media sosial di seluruh Indonesia, dengan beberapa di antaranya melibatkan anak di bawah umur.
Menanggapi masalah tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta menyadari bahwa mengandalkan satuan perangkat daerah saja tidak cukup untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial ini.
Oleh karena itu, relawan-relawan SAPA hadir untuk memberikan dukungan langsung kepada masyarakat, melakukan pendampingan, serta menyelenggarakan edukasi agar masyarakat lebih paham tentang cara mengatasi dan mencegah masalah yang ada.
Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Retnoningtyas saat diwawancarai pada kegiatan penguatan relawan SAPA di KHAS Hotel Yogyakarta, Rabu (12/2).
“Dengan adanya relawan SAPA, kami sangat terbantu. Dimana mereka bertugas secara sukarela dan berkolaborasi dengan Mitra Keluarga, Satuan Tugas Siap Gerak Atasi Kekerasan Perempuan dan Anak (Sigrak), Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) dan mitra lainnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan dan memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak,” ujarnya.
Pemerintah juga terus memberikan berbagai pendampingan dan pelatihan secara rutin untuk memberikan penguatan kepada para relawan.
Ia berharap, semakin banyak relawan yang peduli terhadap isu perempuan dan anak. Sehingga, semakin besar pula upaya untuk mengurangi kekerasan yang terjadi di masyarakat.
“Dengan penambahan jumlah relawan SAPA pada tahun 2025, diharapkan bisa lebih banyak lagi keluarga yang terlindungi dan permasalahan kekerasan dapat ditekan secara signifikan. Selain itu, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak, serta menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sejahtera,” ungkapnya.
Salah satu Relawan SAPA di Kelurahan Giwangan, Esti Rahayu menyampaikan, bahwa kehadiran relawan sering kali membuat beberapa warga merasa risih atau canggung.
Namun, dengan pendekatan yang lebih intensif dan bersahabat, Esti dan rekan-rekannya berusaha menjembatani dan menciptakan suasana yang lebih nyaman untuk masyarakat, khususnya dalam hal perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Relawan SAPA di Kelurahan Giwangan, Esti Rahayu saat mengikuti Penguatan Realawan SAPA.
“Keberadaan relawan kadang bisa membuat warga merasa risih, apalagi ketika kami mulai masuk dalam ruang pribadi mereka. Karena itu, kami melakukan pendekatan yang lebih intensif agar mereka merasa lebih terbuka dan menerima bantuan yang kami tawarkan,” katanya.
Ia berharap, agar ada perhatian khusus terhadap remaja di Kelurahan Giwangan, terutama untuk penguatan peran organisasi seperti Pik-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), Takmir Masjid, dan Karang Taruna. Mereka meminta adanya subsidi pendanaan untuk mendukung pelatihan dan kegiatan yang melibatkan anak muda dan komunitas setempat.
“Pik-R, Takmir masjid, dan Karang Taruna memiliki potensi besar dalam membentuk karakter dan memberikan edukasi yang diperlukan. Dengan adanya dana yang cukup, kami bisa lebih maksimal dalam mengadakan pelatihan dan berbagai kegiatan positif yang bisa memperkaya wawasan anak-anak muda di sini,” tambah Esti.