Yogyakarta (19/02/2025) REDAKSI17.COM – Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjellan Eriksen melakukan kunjungan kehormatan ke Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (19/02). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral antara Norwegia – Indonesia, khususnya Yogyakarta.
“Semoga kebersamaan malam ini, membawa kita lebih dekat dalam kolaborasi, untuk meningkatkan kerjasama pelestarian lingkungan, antara Indonesia-khususnya Yogyakarta dan Norwegia.” Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY.
Pada kesempatan yang sama, Sri Paduka juga menjelaskan tentang nilai-nilai luhur budaya Yogyakarta, yang senantiasa menjunjung tinggi harmoni dengan alam, sebagai upaya pelestarian lingkungan. Sebuah falsafah Jawa “Memasuh Malaning Bumi”, yang secara harfiah, dapat dimaknai sebagai upaya mencegah malapetaka dengan cara melestarikan bumi dan alam semestinya. “Memasuh Malaning Bumi” telah diperkenalkan oleh Sultan Agung, yang kala itu memerintah Kasultanan Mataram pada tahun 1613-1645.
Selanjutnya, Sri Paduka mengungkapkan, bahwa upaya pelestarian lingkungan, diimplementasikan dengan upaya “Larasing Tripitâ Ciptâ Karânâ”, atau membangun keselarasan relasional antar sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan. Falsafah Jawa, yang menjadi fondasi program dan kegiatan pelestarian lingkungan, di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rombongan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia yang didampingi oleh Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin bersama Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni diterima langsung oleh Sri Paduka di Bale Raos dalam acara jamuan makan malam. Mereka melaksanakan kunjungan lapangan ke DIY selama dua hari, yaitu 19-20 Februari. Kunjungan ke DIY utamanya dilakukan untuk meninjau implementasi dari MoU on Partnership in Support of Indonesia’s Efforts to Reduce Greenhouse Gas Emissions from Forestry and Other Land Use (Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Kehutanan dan Penggunaan Lainnya), yang ditandatangani oleh Pemerintah RI dan Norwegia.
Turut hadir mendampingi Sri Paduka, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kusno Wibowo dan Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada. Kehadiran mereka mencerminkan komitmen Pemda DIY, dalam menjalin kerja sama, khususnya dalam bidang lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan, dengan Kerajaan Norwegia.
Selain ramah tamah, pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan manfaat layanan dana untuk masyarakat, yang diberikan kepada Hutan Kemasyarakatan Sedyo Rukun, atas kontribusinya terhadap lingkungan. Sedyo Rukun merupakan salah satu kelompok tani dari kecamatan Playen, Gunungkidul, yang mengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm). Sudarmi, sebagai ketua paguyuban kelompok tani Sedyo Rukun mengatakan, bahwa pengelolaan kawasan dilakukan dengan sistem agroforestry, dimana terdapat tegakan kayu jati, tanaman palawija dan pakan ternak dalam satu kawasan.
Ia menjelaskan, sejak tahun 2003 Sedyo Rukun telah menanam kayu jati, hingga pada tahun 2019, mereka bisa melakukan penebangan kayu jati yang mereka tanam. Sedyo Rukun merupakan kelompok tani HKm se-DIY yang sudah bisa memanfaatkan hasil kayu dari pengelolaan kawasan.
HUMAS PEMDA DIY