Home / Pendidikan / Tangani TBC dan HIV Perlu Paham Aspek Kemanusiaan

Tangani TBC dan HIV Perlu Paham Aspek Kemanusiaan

Sleman (25/02/2025) REDAKSI17.COM – Tuberkulosis (TBC) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi masalah kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Kedua penyakit tersebut, dalam penanggulangannya juga memerlukan pemahaman dan pertimbangan soal aspek kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Guru Besar UGM, Prof. dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD-KPTI, FINASIM dalam pidato ilmiah pengukuhannya pada Selasa (25/02) di Balai Senat UGM. Pada pengukuhan ini, hadir pula GKBRAyA Paku Alam atau yang lebih akrab disapa Gusti Putri. Judul pidato ilmiah Yanri berjudul ‘Tuberkulosis dan HIV: Tinjauan Aspek Klinis Medis, Kesehatan Masyarakat dan Kemanusiaan’.

“Kita dapat melihat bahwa infeksi TBC dan HIV masih menjadi masalah dalam bidang klinis medis dan kesehatan masyarakat. Kedua penyakit ini juga ada kaitannya dengan sistem kesehatan dan kemanusiaan, mengingat masih adanya stigma dan marjinalisasi,” paparnya.

Dikatakan Yanri, TBC merupakan penyakit infeksi yang ditularkan dari satu orang sakit ke orang lain melalui cairan hidung dan mulut. Sedangkan HIV merupakan virus yang menyerang sel pertahanan tubuh yang ditularkan melalui cairan darah, mani, dan air susu ibu. Penderita HIV paling banyak terdiagnosis setelah terkena sakit TBC.

“Indonesia masih merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi nomor 2 di dunia. Sementara untuk HIV, Indonesia merupakan negara dengan tingkat infeksi baru tertinggi di kawasan Asia dan Asia Tenggara, yakni sekitar 50.000 infeksi baru tercatat,” imbuhnya.

Yanri menambahkan, banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan penemuan kasus TBC maupun HIV, antara lain adalah ketidaktahuan dari masyarakat terkait kedua penyakit ini. Adapun dalam meminimalisir kasus penularan keduanya juga memiliki banyak tantangan, salah satunya ialah keberadaan populasi berisiko tinggi yang tersembunyi.

“Meskipun telah banyak program untuk penanggulangan TBC, HIV, maupun kolaborasi TBC-HIV, tetapi banyak juga hambatan dan tantangan dalam implementasinya. Salah satu penentu kesuksesan program penanggulangannya adalah akses yang dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor fasilitas kesehatan dan faktor pasien,” tambahnya.

Di akhir pidato, Yanri juga mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menanggulangi TBC dan HIV. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mencapai ‘Eliminasi TBC dan Ending AIDS’ di tahun 2030.

Pengukuhan ini dihadiri juga oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK; Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dr. Eniarti, M.Sc, Sp.KJ, MMR.; Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito S.H.; serta Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembayun Setyaning Astuti, M.Kes.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *