Umbulharjo,REDAKS17.COM – Sebanyak 50 Duta Demokrasi Kota Yogyakarta resmi dikukuhkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono. Pengukuhan dilakukan dengan penyematan pin secara simbolis di Ruang Bima, Senin (24/2). Para Duta Demokrasi ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya pemilih muda, dalam Pemilu dan Pilkada mendatang.
Duta Demokrasi asal Kemantren Jetis, Yogita Septa Wardana mengungkapkan bahwa kondisi politik di lapangan masih memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana partai politik, penyelenggara pemilu, dan pengawas pemilu harus lebih selektif dalam menyaring calon-calon legislatif.
Meskipun Pemilu dan Pilkada masih lima tahun lagi, Yogi mengatakan persiapan harus dimulai sejak sekarang. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah menciptakan sistem komunikasi yang baik dan jelas di lingkungan terdekat.
“Bukan doktrinasi, tetapi lebih kepada memberikan informasi yang benar dan membangun kesadaran kritis. Dengan begitu, ketika saatnya tiba, masyarakat bisa menilai apakah pemimpin yang mereka pilih saat ini telah benar-benar menjalankan aspirasi mereka atau belum,” katanya.
Ikrar Duta Demokrasi
Hal senada juga dikatakan oleh Bela Megasari, warga Kemantren Gedongtengen, sejak awal memang memiliki ketertarikan dalam diskusi politik, terutama melalui forum-forum diskusi kelompok (FGD). Ketertarikan itulah yang membawanya menjadi salah satu Duta Demokrasi. Ia melihat adanya penurunan antusiasme generasi muda dalam memahami dan berpartisipasi dalam demokrasi. Padahal, keterlibatan mereka sangat penting dalam menentukan arah kebijakan di masa depan.
“Daripada hanya sekadar mengeluh atau mengkritik keadaan, kenapa kita tidak terjun langsung untuk ikut memperbaiki sistem yang ada?,” katanya.
Meskipun memperbaiki sistem demokrasi terdengar seperti tugas yang besar, menurut Bela, langkah kecil dalam berpartisipasi saja sudah merupakan kontribusi yang berarti.
Sebagai Duta Demokrasi, Bela bersama rekan-rekannya memiliki target utama untuk meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam politik dan demokrasi. Program yang dijalankan tidak hanya bertujuan mengajak anak muda agar lebih tertarik pada politik, tetapi juga memastikan informasi yang seharusnya sampai ke masyarakat benar-benar tersampaikan.
“Masih banyak orang yang belum benar-benar memahami konsep demokrasi, bagaimana sistem ini bekerja, serta apa hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Oleh karena itu, peran kami adalah memberikan edukasi yang lebih luas, supaya anak muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor dalam sistem demokrasi kita,” jelas Bela.
Pengukuhan Duta Demokrasi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Yunianto Dwi Sutono
Yunianto Dwi Sutono mengucapkan selamat kepada seluruh duta demokrasi Kota Yogyakarta. Pihaknya berharap para anggota duta demokrasi mampu mendukung sosialisasi tentang politik dan demokrasi, terutama kepada anak muda generasi muda. Selain itu, diharapkan dapat memperkuat pemahaman demokrasi di masyarakat, dengan berbasiskan di tingkat Kemantren.
“Kiranya dalam berkegiatan, Saudara-saudari dapat men-sosialisasi-kan politik yang sehat serta demokrasi yang lebih inklusif. Sehingga proses politik dan demokrasi di Kota Yogyakarta bisa semakin baik, terutama dalam hal keterlibatan aktif pemuda berpartisipasi dalam prosesnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkespol) Kota Yogyakarta, Nindyo, menjelaskan bahwa partisipasi pemilih dalam Pilkada mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jika pada Pemilu sebelumnya tingkat partisipasi mencapai 85 persen, dalam Pilkada justru menurun sekitar 20-an persen. Menyikapi hal tersebut, berbagai upaya harus dilakukan, salah satunya dengan membentuk Duta Demokrasi.
“Duta Demokrasi ini merupakan perpanjangan tangan untuk menyebarkan pemahaman tentang demokrasi di lingkungan sekitarnya. Mereka diharapkan bisa memberikan edukasi terkait pentingnya partisipasi dalam Pemilu dan Pilkada, terutama bagi pemilih pemula,” ujar Nindyo.
Sebanyak 50 Duta Demokrasi yang dikukuhkan terdiri dari berbagai latar belakang, yaitu 16 orang Alumni Sekolah Demokrasi Tahun 2023, 14 orang Alumni Sekolah Demokrasi 2024, 6 orang Pemuda Lintas Agama, 5 orang Pemenang Olimpiade Demokrasi, dan 9 orang Anggota Forum Komunikasi Pengurus OSIS Kota Yogyakarta. Keterlibatan pemuda dari berbagai elemen ini diharapkan dapat memperluas jangkauan sosialisasi demokrasi di kalangan generasi muda.
Meski Pemilu berikutnya masih lima tahun lagi, Nindyo menegaskan bahwa persiapan harus dilakukan sejak dini agar kesadaran politik tetap terjaga.
“Kita mulai dari sekarang, mumpung momennya masih hangat. Setiap tahun kita akan terus mengadakan program seperti Sekolah Demokrasi, Parlemen Demokrasi, dan berbagai pendidikan demokrasi lainnya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat,” tambahnya.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pemilih, menurut Nindyo, di antaranya adalah rendahnya antusiasme terhadap Pilkada dibandingkan Pemilu, banyaknya pemilih yang memiliki KTP Yogyakarta tetapi tinggal di luar kota, serta pengaruh sistem zonasi pendidikan yang membuat banyak siswa SMA tidak berdomisili di Yogyakarta. Oleh karena itu, dengan hadirnya Duta Demokrasi, diharapkan sosialisasi dapat menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat, terutama anak muda, agar kesadaran politik dan partisipasi dalam pemilu semakin meningkat.