UMBULHARJO,REDAKSI17.COM– Pemerintah Kota Yogyakarta siap untuk mengelola sampah secara real time atau sampah yang diproduksi di hari itu (‘sampah segar’) mulai Rabu (16/4/2025). Hal itu seiring dengan kondisi depo dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah sudah bersih atau kosong dari sisa tumpukan sampah yang berbulan-bulan. Pemkot Yogyakarta optimis karena potensi pengolahan sampah di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang ada mampu mengelola sampah real time.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengucapkan terima kasih atas kerja keras jajaran Pemkot Yogyakarta dalam penanganan sampah selama ini. Hasilnya sudah banyak didapatkan yaitu timbunan sampah di depo yang sudah lama berbulan-bulan bisa diselesaikan dengan dibersihkan. Termasuk tumpukan sampah lama di TPS-TPS. Hal itu adalah prestasi semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan mitra.

“Ini adalah babak pertama kita menyelesaikan sampah. Babak kedua kita akan menyelesaikan sampah dalam bentuk real time,” kata Hasto saat rapat koordinasi penanganan sampah di Balai Kota Yogyakarta.

Pihaknya optimis Pemkot Yogyakarta dapat mengelola sampah real time karena potensi pengolahan sampah sudah lebih dari potensi sampah mingguan. Dalam rapat dipaparkan potensi sampah mingguan sekitar 1.423 ton. Sedangkan potensi pengolahan sampah mingguan per 15 April 2025 mencapai 1.650 ton/minggu. Ada beberapa UPS yang dikelola Pemkot Yogyakarta yaitu Nitikan, Kranon, Karangmiri, Sitimulyo, Giwangan dan Tompeyan. Pengolahan sampah dengan metode mesin gibrig menjadi refuse derived fuel (RDF) dan termal atau insinerator. Selain itu bekerja sama melibatkan mitra pengelola.

“Mulai besok pagi (Rabu (16/5/2025) harus mulai real time. Karena hari ini sudah tidak ada tumpukan sampah yang lama,” ujarnya ditemui usai rapat.

Meskipun secara matematis, pengolahan sampah real time dapat dilakukan Hasto berpesan untuk tetap mengawal dan mencermati pelaksanaan di lapangan. Hal itu untuk memastikan rantai pengangkutan dan pengolahan sampah lancar. Jika kurang, truknya ditambah dan waktu pengangkutan dari depo juga harus diperhatikan agar tidak terlambat.

Hasto memimpin rapat koordinasi penanganan sampah secara rutin seperti pada Selasa (15/4/2025) yang melibatkan OPD-OPD terkait sampai tingkat kemantren.

“Secara matematis bisa. Cuma saya pesan supaya dikawal betul. Meskipun bisa harus memberikan layanan yang nyaman. Contohnya seperti truk tidak terlambat, sehingga warga merasa tidak terganggu,” tegas Hasto

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menyebut kondisi 14 depo sampai siang  ini Selasa (15/4/2025) dalam posisi kosong dari tumpukan sampah. Sedangkan 31 TPS semua sudah ditutup dan 17 TPS di antaranya sudah dibongkar. Diakuinya masih ada TPS yang sebelumnya sudah dikosongkan tapi muncul sampah baru yaitu di TPS Sisingamaraja. Untuk mengatasi itu dilayani kontainer khusus dari personel depo sampah di THR Jalan Brigjen Katamso.

“Update kondisi depo sampai siang hari ini pada posisi kosong. Semuanya (TPS) statusnya sudah ditutup. Tanggal 11 April, kami melakukan pengosongan sampah di semua TPS,” tambah Agus.

Adapun jumlah transporter atau penggerobak sampah yang mengangkut ke depo ada 1.130 orang. Sedangkan peta assessment dari 45 lurah menyatakan jumlah penggerobak cukup melayani warga dan gerobak tersedia. Untuk jumlah kelurahan yang berstatus hijau ada 25 kelurahan dan berwarna kuning 20 kelurahan. Status hijau berarti kelurahan dalam pengelolaan sampah tidak ada masalah atau sudah baik. Untuk kelurahan berwarna kuning berarti masih ada persoalan seperti pembuangan sampah di luar depo.