Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Dalam rangka menguatkan budaya inovasi di Kabupaten Kulon Progo, Pemkab Kulon Progo gelar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2025 melalui sistem SINOVIK. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi pada seluruh perangkat Daerah, Puskesmas, BUMD dan Kalurahan yang berlangsung di Aula Adikarta Kantor Pemkab Kulon Progo, Senin, (5/5/2025).
Kepala Bagian Organisasi Setda Kulon Progo Siti Muqodimah selamu penyelenggara melaporkan diadakannya KIPP tahun 2025 adalah untuk mendorong pencapaian target Asta Cita dan menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
“Serta juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif, efisien dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Siti.
Menurut Siti, sosialiasi ini penting untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi pelayanan publik yang efektif, efisien, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Sosialiasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyusun proposal KIPP,” terangnya.
la menambahkan, Kompetisi inovasi pelayanan publik sudah digelar merupakan kompetisi kesepuluh sejak pertama kali digelar. Pada tahun 2024 lalu, kompetisi ini tidak digelar.
“Capaian tertinggi Kulon Progo sejak diadakan, adalah Inovasi Cabai Paku bisa mencapai top 45,” ujar Siti.
Siti juga mendorong seluruh instansi pemerintah untuk berpartisipasi dalam KIPP tahun 2025 ini.
Bupati Kulon Progo Agung Setyawan menilai inovasi bukan lagi pilihan, tapi sebuah keharusan. Mulai dari tingkat kabupaten, Kapanewon, hingga ke kalurahan/kelurahan, setiap satuan pemerintahan dituntut mampu menghadirkan inovasi sebagai langkah konkret menuju tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
“Dengan terus berinovasi, pemerintah dapat meningkatkan kinerja, memberikan pelayanan publik yang lebih baik, dan mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” kata Agung.
Agung mengajak seluruh perangkat daerah, termasuk BUMD dan pemerintah kalurahan, untuk mengirimkan inovasi terbaiknya dalam ajang ini. KIPP 2025 dapat dijadikan sebagai wahana untuk berbagi inspirasi, memperkuat kolaborasi, dan mempercepat transformasi pelayanan publik di Kulon Progo.
“Jangan ragu untuk berubah, berani mencoba hal baru, dan menjadikan keterbatasan sebagai pemicu kreativitas. Inovasi tidak selalu harus kompleks—terkadang, solusi sederhana yang tepat sasaran justru memberikan dampak paling besar bagi masyarakat,” tutur Agung.
Agung berpesan inovasi harus mengacu pada kebutuhan setiap daerah dan OPD
masing-masing. Saat ini, Kulon Progo belum banyak dikenal karena belum optimal dalam mengkomunikasikan dengan baik. Jadi setiap langkah yang dilakukan oleh Perangkat Daerah harus tercatat dalam inovasi dan juga publikasi.
“Kita harus belajar menjadi seorang yang mencetak sistem, berinovasi, melaksanakannya, dan mengevaluasi.
Juga mampu mendokumentasikannya sebagai bukti jika sudah melakukan pembaharuan kerja,” ungkapnya.
Source: media center