REDAKSI17.COM,SEMARANG – Ulama dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Forum Halaqah di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/5/2025). Forum tersebut membahas berbagai langkah untuk mengembalikan PPP kembali ke DPR di Senayan, Jakarta. Peserta halaqah juga menyepakati untuk memilih ketua umum (Ketum) baru pada muktamar yang akan datang.
Halaqah Ulama dan Kader Peduli PPP telah merumuskan dan menyepakati sejumlah langkah strategis yang harus dijalankan untuk mengembalikan PPP ke parlemen. Ada lima hal yang direkomendasikan peserta Forum Halaqah Ulama di antaranya meneguhkan dan menguatkan semangat perubahan, menjaga stabilitas organisasi, mengoptimalkan peran pejabat publik kader partai, serta membuka ruang bagi figur-figur potensial internal dan eksternal untuk bergabung dan memperkuat PPP. “Rekomendasi Forum Halaqah Ulama dan Kader PPP akan menjadi panduan bagi pengurus dan kader dalam menyambut muktamar yang akan digelar bulan Agustus atau September mendatang,” kata Sekjen DPP PPP, M Arwani Thomafi di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang, Sabtu ( 3/5/2025).
Lebih lanjut, Arwani menjelaskan peneguhan semangat perubahan akan menjadi spirit transformasi PPP untuk Indonesia. Oleh karena itu, PPP perlu menghidupkan semangat perubahan dan transformasi internal sebagai bagian dari revitalisasi partai menuju cita-cita besar membangun Indonesia.
Selain itu Arwani juga mengungkapkan bahwa untuk menjaga stabilitas dan soliditas internal partai. Karena itu perlu ditegaskan sikap menolak adanya pergantian Ketua DPW dan DPC menjelang agenda-agenda strategis.
“Pergantian pengurus di saat krusial justru berpotensi mengganggu konsolidasi dan menghambat kerja-kerja politik partai. Fokus utama adalah memperkuat kinerja pengurus yang ada, bukan menggantikannya,” ujarnya. Saat ini semua pengurus dan kader partai yang menjadi pejabat publik dari PPP, baik yang duduk di eksekutif maupun legislatif, harus dioptimalkan kontribusinya untuk memperkuat partai. “Salah satu langkah strategisnya membuat Nota Kesepahaman (MoU) antara pejabat publik dan pimpinan partai di semua tingkatan, yang berisi komitmen kerja nyata, sinergi program, serta tanggung jawab moral untuk membesarkan PPP,” beber dia.
Forum Halaqah Ulama dan Kader Partai juga menyambut baik munculnya figur internal dan eksternal yang mampu menyelamatkan PPP menuju Senayan pada 2029. Arwani menyampaikan PPP harus bersikap terbuka dan menyambut kemunculan sejumlah nama potensial, baik dari internal maupun eksternal, yang diyakini mampu memperkuat elektabilitas partai menjelang Pemilu 2029. “Mereka adalah sosok dengan rekam jejak baik dan kapabilitas mumpuni, yang dapat menjadi motor penggerak kebangkitan PPP. Kehadiran mereka perlu direspons melalui mekanisme penjaringan yang objektif, transparan, dan berbasis pada kebutuhan strategis partai,” tegasnya.
Sementara itu Ketua DPW PPP Jawa Tengah Masruhan Samsurie mengatakan semangat perubahan telah menjadi spirit para kader dan pengurus partai. Dia juga menegaskan kesiapannya Kota Semarang menjadi tuan rumah muktamar. “Alhamdulillah Forum Halaqah Ulama dan Kader Partai menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis termasuk menyatakan kesiapan Kota Semarang sebagai tuan rumah muktamar,” ujarnya.