Sleman,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya mendukung penuh upaya Pemda DIY dan Enesis Group melakukan gerakan Bebas Nyamuk Keluarga Sehat dan Bebas DBD.

Hal ini disampaikan Wali Kota, Hasto Wardoyo saat menghadiri kick off acara tersebut di Royal Ambarrukmo Hotel, Senin (19/5/2025).

Acara kick off ini dilakukan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ngarsa Dalem mengungkapkan bahwa DIY masih menghadapi tantangan serius pengendalian penyakit yang ditularkan nyamuk khususnya DBD.

Untuk itu, lanjutnya, acara ini menjadi bukti nyata bahwa ketika sektor swasta dan pemerintah bersinergi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat bisa segera diwujudkan.

“Dengan kerjasama adalah bentuk komitmen kami dalam mengurai persoalan kesehatan di DIY. Gerakan ini menjadi kerjasama Enesis Group dengan Dinas Kesehatan baik provinsi maupun kabupaten/kota,” ungkapnya.

Salah satu bantuk gerakan ini adalah dengan melakukan pengukuhan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk beberapa wilayah di DIY.

“Setelah seremonial ini nantinya pelaksanaan kapasitas dilakukan untuk kader Jumantik. Bagaimana mencegah DBD juga penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk,” jelasnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X usai melakukan pengukuhan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Pada kesempatan tersebut Ngarsa Dalem juga melakukan uji produk lotion penolak nyamuk dengan cara mengoleskan cairan tersebut ke tangganya lalu memasukkan kedalam kotak kaca berisi ribuan nyamuk. Hasilnya ribuan nyamuk tersebut tidak ada yang menyentuh tangan Raja Jogja ini.

Sementara itu Hasto sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia melihat program ini menjadi salah satu program investasi jangka panjang dan bekelanjutan.

“Semoga program ini dapat menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari ancaman DBD,” ungkapnya.

Menurutnya kerjasama ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi penanggulangan DBD, tetapi komitmen bersama dalam memberikan layanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Di Kota Yogya sendiri kasus DBD sudah menurun. Ia menilai menurunnya kasus DBD lantaran masih seringnya hujan di Kota Yogya.

“Eskalasi kasus DBD naik pada ketika musim pancaroba. Kalau musim penghujan kasus DBD ini menurun karena tidak banyak genangan air. Air langsung mengalir,” ungkapnya.

Untuk itu Hasto juga berharap dengan adanya kader Jumantik ini akan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan DBD.

“Jumatik ini diharapkan bisa memberikan dorongan dan contoh kepada masyarakat bagaimana cara meminimalisir kasus DBD di Kota Yogya,” ujarnya.