Yogyakarta (20/05/2025) REDAKSI17.COM— Dalam semangat memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Kraton Yogyakarta menghadirkan pertunjukan budaya bertajuk “Pentas Musikan Darpa Rumpaka” sebagai bentuk refleksi nasionalisme dan pelestarian seni. Diselenggarakan di Kagungan Dalem Kamandhungan Kidul, Selasa (20/5), acara ini menjadi panggung ekspresi budaya sekaligus momentum pengingat pentingnya keberanian untuk bangkit dan berkarya.
Mengusung konsep paduan suara, pertunjukan ini menjadi penampilan perdana Yogyakarta Royal Choir (YRC), grup vokal yang dibentuk pada September 2024. Dengan tajuk yang penuh makna, “Darpa Rumpaka” menggabungkan filosofi keberanian dan kekuatan lagu, menyatukan elemen tradisi dan modernitas dalam satu sajian musikal.
“Darpa berarti berani dan Rumpaka adalah kidung atau nyanyian. Harapannya, dari lagu-lagu yang dibawakan Kanca Rumpaka ini, muncul keberanian untuk bangkit, berjuang, dan berkarya,” ujar Penghageng Kawedanan Kridhamardawa, KPH Notonegoro.
KPH Notonegoro mengajak seluruh warga Yogyakarta dan sekitarnya untuk turut merayakan Harkitnas lewat nada dan kidung kebangkitan. “Semoga pertunjukan ini menjadi angin segar bagi dunia pertunjukan musik di Keraton Yogyakarta dan menjadi inspirasi untuk terus berkarya demi tanah air tercinta, Republik Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai pembuka, kirab prajurit Korsik Keraton menjadi simbol semangat dan tradisi yang terus hidup. Pentas ini membawakan total 18 lagu, terdiri dari tembang nasional bertema perjuangan hingga aransemen tembang Jawa dalam format acapella. Kepemimpinan musikal dipercayakan kepada Athitya Diah Natalia Monica dan Lukas Gunawan Arga Rakasiwi, yang bergantian memimpin jalannya pertunjukan sebagai konduktor.
Tidak hanya YRC, panggung juga dimeriahkan oleh kuartet vokal, cokekan tradisional lengkap dengan sindhen Nyi ML. Larasati, serta penampilan penyanyi solo Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi. Semuanya bersatu dalam satu irama: nada kebangkitan.
“Ini bentuk keberanian baru untuk memperkaya warna pertunjukan di Keraton Yogyakarta. Kami ingin memberikan pengalaman musikal yang berbeda sekaligus menyentuh rasa kebangsaan,” ungkap pimpinan produksi acara, MJ. Hangganawaditro,
Sejak pukul 15.00 WIB, masyarakat mulai memadati area acara yang juga diramaikan oleh bazar UMKM. Pentas utama dimulai pukul 16.00 WIB dan terbuka gratis untuk umum tanpa syarat reservasi, sebagai upaya mendekatkan budaya kepada masyarakat.
Lewat “Darpa Rumpaka”, Keraton Yogyakarta tidak hanya menjaga denyut budaya, tetapi juga menyuarakan kembali semangat kebangkitan yang relevan dari masa ke masa bahwa lewat lagu dan suara, harapan bisa terus digaungkan. Keraton juga memastikan inklusivitas dengan menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan pengunjung dengan balita.
Humas Pemda DIY