Jakarta,REDAKSI17.COM – Partai Perindo mengapresiasi Yayasan Bill & Melinda Gates yang telah menghibahkan dana sebesar Rp2,6 triliun kepada Pemerintah Indonesia. Dana hibah tersebut dinilai merupakan wujud komitmen komunitas global terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di sektor kesehatan, pertanian, sosial dan teknologi.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat Sri Gusni Febriasari yang juga menekankan bahwa hal ini menjadi momentum strategis untuk mempercepat capaian program prioritas pembangunan nasional.
“Dukungan sebesar ini bukan hanya soal dana, tetapi juga kepercayaan dunia terhadap arah kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya dalam memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat. Ini selaras dengan visi-misi dalam mewujudkan Indonesia yang sehat dan berdaya saing pada tahun 2045”, ujarnya.
Partai Perindo menilai bahwa fokus hibah tersebut sangat sejalan dengan prioritas pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya Cita Kedua: “Memperkuat pembangunan SDM dan sistem kesehatan nasional yang inklusif”. Pemerintah telah menargetkan eliminasi TBC pada 2030, dan hibah ini memperkuat langkah-langkah konkret ke arah tersebut.
‘’Hibah ini dapat mempercepat riset vaksin yang sangat dibutuhkan untuk penyakit seperti TBC, yang hingga kini masih menjadi penyebab kematian akibat penyakit menular tertinggi di Indonesia dengan lebih dari 820 ribu pertahun,” jelas Sri Gusni lebih lanjut.
Untuk diketahui, Yayasan Bill dan Melinda Gates, yang selama ini dikenal sebagai organisasi filantropi terbesar dunia, memfokuskan sebagian besar hibah ini untuk mendukung penelitian dan pengambangan vaksin, terutama tuberkulosis (TBC), polio, dan malaria. Ketiganya adalah penyakit menular yang masih menjadi ancaman serius di berbagai wilayah Indonesia.
Menurut Laporan WHO Global TB 2023, Indonesia berada di urutan kedua tertinggi kasus TBC di dunia, setelah India. Oleh sebab itu, Partai Perindo yang dikenal sebagai Partai Kita ini, menekankan pentingnya akselerasi dalam pencegahan dan penanganan TBC. Termasuk, penguatan laboratorium, pengembangan vaksin, serta distribusi obat yang merata hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Sri Gusni menegaskan pula, keberhasilan pemanfaatan dana hibah ini akan sangat bergantung pada sistem pengelolaan yang transparan, akuntabel, dan berbasis data. Dana sebesar ini harus benar-benar memberi dampak nyata, terutama bagi kelompok masyarakat rentan.
“Kami mendorong agar pemanfaatan hibah ini dilakukan dengan pendekatan kolaboratif, melibatkan pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, hingga organisasi masyarakat sipil. Karena isu kesehatan adalah isu bersama”, tambah alumni S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan S2 Intervensi Sosial, Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.
Sebagai partai politik yang memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, Partai Perindo juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor termasuk pemerintahan daerah, dunia usaha dan organisasi masyarakat sipil agar manfaat dari hibah ini benar-benar dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan. Keberhasilan program-program kesehatan tidak hanya bergantung pada besarnya dana, tetapi pada kuatnya koordinasi, eksekusi, dan pengawasan di lapangan.
“Kami di Partai Perindo akan terus berperan aktif mengawal, memantau dan mengadvokasi agenda pemanfaatan hibah ini di berbagai lini, agar benar-benar memberikan manfaat nyata hingga ke lapisan masyarakat yang paling membutuhkan. Ini adalah bagian perjuangan kami untuk mewujudkan Indonesia yang lebih makmur, sehat, dan inklusif,” jelas Sri Gusni.
Ke depan, Partai Perindo berharap kehadiran Yayasan Bill & Melinda Gates ini menjadi pintu pembuka bagi kolaborasi strategis lainnya di masa depan, tidak hanya dalam bentuk dana, tapi juga teknologi, riset, hingga transfer pengetahuan yang dapat memperkuat fondasi pembangunan Indonesia.
“Jika dana hibah ini dikelola dengan optimal, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi contoh sukses global dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh, adil, dan mandiri,” tutup Sri Gusni.