Home / Politik / Politikus Senior PPP Ingatkan Mekanisme Partai Dalam Memilih Ketum Harus Dijaga

Politikus Senior PPP Ingatkan Mekanisme Partai Dalam Memilih Ketum Harus Dijaga

Jakarta,REDAKSI17.COM –  Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M Romahurmuziy atau Rommy mengaku telah membujuk berbagai tokoh untuk maju sebagai calon ketua umum partainya. Hal ini menuai pro dan kontra.

Terkait hal tersebut, Politikus Senior PPP Yahidin Umar mengatakan, siapapun sosok yang muncul tetap harus melalui mekanisme yang berlaku di dalam partai.

“Jadi kalau setiap kader beranggapan Rommy jualan partai sah-sah saja. Tapi di partai ada mekanisme untuk jadi ketua ada tahapan-tatapan. Kalau kata Rommy AD/ART sebagai pedoman dasar bukan kitab suci, itu betul. Tapi perubahan itu ada (restu) dari peserta Muktamirin di Muktamar nanti dan keputusannya bukan Rommy seorang,” kata Yahidin seperti dikutip dari keterangan diterima, Senin (2/6/2025).

Sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PPP NTT, Yahidin juga menilai bahwa PPP sebenarnya tidak dalam posisi terdesak hingga harus mencari figur calon ketua umum dari luar partai. Menurutnya, masih banyak tokoh internal yang layak dan siap memimpin.

“Menurut saya figur-figur itu masih layak untuk dijual dan meyakinkan umat. Karena kekuatan itu bukan hanya di figur, kekuatan tanda gambar juga ada, kekuatan cinta umat pada sejarah partai masa lalu itu masih kuat,” kata Yahidin.

Belum Mendesak

“Terkecuali, di internal partai menyatakan kami tidak ada yang bersedia maka marilah kita sama-sama melamar figur luar yang kita anggap paling tepat,” sambungnya.

Yahidin, yang pernah memimpin DPW PPP NTT selama dua periode, menekankan bahwa pencarian ketua umum dari luar partai seharusnya dilakukan secara kolektif, bukan atas inisiatif pribadi atau kelompok kecil saja.

“Jadi jangan one man show, terus merasa mewakili partai,” jelas dia.

“Kalau sekarang Rommy dan kawan-kawan hanya menyoroti Pak Mardiono semata, pertanyaannya Pak Mardiono itu Plt sudah berapa lama? toh itu kan baru. Dia merima jabatan itu saat proses pemilu. Jadi jangan lah masalah itu dibesar-besarkan,” sambungnya.

Bukan Kesalahan Satu Orang

Lebih lanjut, Yahidin menyebut kegagalan PPP melenggang ke Senayan bukan semata-mata kesalahan Plt Ketum Mardiono, melainkan hasil akumulasi dari kepemimpinan sebelumnya.

Ia mengakhiri dengan refleksi tentang kerasnya dunia politik yang kerap melupakan jasa di masa lalu.

“Adigium berpolitik di Indonesia itu jika kita memiliki 1.000 kebaikan selama berpolitik, tiba-tiba melakukan satu kesalahan maka orang itu akan diingat salahnya saja,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *