Home / Daerah / Garebeg Besar 2025 Berlangsung Tertib, Masyarakat Tetap Antusias ‘Ngalap Berkah’

Garebeg Besar 2025 Berlangsung Tertib, Masyarakat Tetap Antusias ‘Ngalap Berkah’

Yogyakarta (07/06/2025)REDAKSI17.COM – Hajad Dalem Garebeg Besar 2025/Je 1958 digelar sehari setelah Hari Iduladha 1446 H berlangsung dengan tertib dan lancar. Antusiasme masyarakat terlihat sejak pagi hari di kawasan Kagungan Dalem Masjid Gedhe Yogyakarta, Sabtu (07/06), ratusan warga telah memadati area pembagian ubarampe dengan tertib tanpa adanya tindakan anarkis untuk ‘ngalap berkah’, di mana ubarampe gunungan secara langsung dibagikan oleh abdi dalem Keraton.

Keraton Yogyakarta tahun ini membagikan enam gunungan yang menjadi simbol sedekah raja kepada rakyat. Gunungan-gunungan tersebut dibagikan di empat titik utama, yakni Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, Ndalem Mangkubumen, dan Kompleks Kepatihan. Sebanyak lima gunungan dibawa menuju Masjid Gedhe untuk didoakan, sebelum dibagikan di halaman Masjid Gedhe secara tertib kepada masyarakat yang telah menunggu.

Dalam prosesi tersebut, Plh. Sekretaris Daerah DIY, Tri Saktiyana, menjemput langsung ubarampe gunungan (nyadhong) dari Masjid Gedhe untuk kemudian dibawa ke Kompleks Kepatihan. Di lokasi ini, gunungan akan dibagikan kepada masyarakat, menggantikan tata cara tahun-tahun sebelumnya di mana utusan dari Keraton mengantar langsung ke Kepatihan.

Isi gunungan yang dibagikan berupa hasil bumi, seperti wajik dan rengginang, yang mengandung filosofi berkah, kesejahteraan, dan harapan atas kelimpahan rezeki. Meski tidak bersamaan dengan jadwal Salat Iduladha versi pemerintah pusat, prosesi Garebeg Besar tetap berlangsung dengan khidmat dan penuh makna, menjadi ruang pelestarian tradisi budaya sekaligus momen spiritual bagi masyarakat.

Mengawal prosesi tersebut, sepuluh bregada prajurit Keraton Yogyakarta turut hadir menjaga jalannya acara, yaitu Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Adapun, Bregada Bugis mendapat tugas khusus mengawal ubarampe gunungan hingga ke Kompleks Kepatihan.

Kehadiran wisatawan turut menambah semarak Garebeg Besar tahun ini. Salah satunya adalah Shuta Suzuki, asal Jepang yang merasa terkesan menyaksikan langsung tradisi budaya yang begitu khas. “Menurut saya hal ini sangat khas Jogja, mereka menunjukkan tradisi yang sangat menarik dan saya senang bisa melihat ini secara langsung,” ujar Shuta.

Tak hanya wisatawan, warga lokal pun merasa turut antusias dengan tradisi ini. Rombongan warga asal Kaliurang, Elis, Rina, Win, Dewi, dan Eling mengaku ini adalah kali pertama mereka menyaksikan dan mengikuti prosesi Garebeg, meskipun mereka asli Jogja. Keterlibatan langsung ini menumbuhkan rasa senang sekaligus dorongan untuk melestarikan budaya Jawa.

“Kesannya kita seperti ‘nguri-uri kabudayan’ Jawa. Katanya kalau orang Jawa itu, Bahasa Jawanya ‘ngalap berkah’ jadi berkahnya ada banyak di sini, mudah-mudahan dengan dapatnya ini (ubarampe) rezeki kita makin lancar,” tutur mereka.

 

HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *