BANTUL,REDAKSI17.COM – Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo membuka Musyawarah Cabang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Yogyakarta 2025. Pemerintah Kota Yogyakarta mengajak IDI Cabang Kota Yogyakarta membentuk koperasi, menyatu dengan warga dan dalam kerangka pengabdian masyarakat, ikut membantu menangani pembinaan warga lanjut usia (lansia) di Kota Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta Hasto mengatakan persentase lansia secara terus menerus akan bertambah. Adapun jumlah lansia di Kota Yogyakarta saat ini mencapai sekitar 16 persen dari total penduduk. Oleh sebab itu lansia harus menjadi perhatian dari sisi kesehatan sehingga diharapkan IDI Cabang Kota Yogyakarta juga ikut menangani pembinaan lansia.

“Saya berharap IDI dalam kerangka pengabdian masyarakat bersama Dinas Kesehatan kota kita bersama-sama “ngroyok” (membina) lansia. Kita bagi lansianya menjadi binaan,” kata Hasto ditemui usai membuka Musyawarah Cabang IDI Kota Yogyakarta di Hotel Grand Rohan, Minggu (15/6/2025).

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat memberikan sambutan pembukaan Musyawarah Cabang IDI Kota Yogyakarta 2025.

Hasto menyatakan dokter-dokter untuk memperpanjang Surat Izin Praktik (SIP) butuh ada unsur pengabdian masyarakat. Pembinaan warga lansia di Kota Yogyakarta itu dapat menjadi pengabdian masyarakat dokter IDI. Termasuk perawat yang mengurus SIP juga harus ada unsur pengabdian masyarakat. Pemkot Yogyakarta di bawah kepemimpinan Hasto menaruh perhatian pada lansia. Salah satunya dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi lansia.

“Tidak hanya dengan dokter, ada juga perawat yang mencari SIP. Jadi dokter bisa berpatner dengan perawat untuk punya binaan bina lansia,” ujarnya.

Hasto berencana menjadikan IDI Cabang Kota Yogyakarta sebagai mitra Dinas Kesehatan terhadap permohonan SIP dokter. Itu karena dokter-dokter IDI dinilai lebih tahu kondisi dokter dari jaringan organisasi profesi dibandingkan personel di Dinas Kesehatan.

Hasto bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani dan Pengurus IDI Cabang Kota Yogyakarta. 

Pihaknya juga mengajak IDI Cabang Kota Yogyakarta membentuk koperasi sebagai kekuatan baru bagi dokter dan organisasi profesi. Terutama untuk mengatasi kekuatan finansial organisasi dan kewenangan yang hilang terkait aturan pengurusan Surat Izin Praktik (SIP) dokter tanpa perlu rekomendasi organisasi profesi.

“Makanya membangun kekuatan baru dan ukhuwah bersama dalam koperasi. Bisa menjadi sumber pendapatan dan sisa hasil usaha koperasi sebagian bisa untuk kas IDI,” papar Hasto.

Selain itu Hasto mengimbau dokter IDI Kota Yogyakarta menyatu dengan warga. Menurutnya banyak layanan kesehatan yang belum tercover BPJS Kesehatan dan dan pemerintah sehingga bisa dilayani oleh teman-teman IDI. Sebagai contoh layanan home visit dan banyak warga yang perlu pendampingan.

Para dokter anggota IDI Cabang Kota Yogyakarta saat mengikuti musyawarah cabang di Grand Rohan Hotel.

Sementara itu Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta periode 2022-2025  Tri Kusumo Bawono memberikan apresiasi atas masukan dan arahan Wali Kota Yogyakarta kepada IDI Cabang Kota Yogyakarta. Dia menyebut IDI Kota Yogyakarta di bawah Ketua yang baru yaitu Agung Widianto akan melaksanakan arahan pembentukan koperasi para dokter.

“Apa yang disampaikan Pak Wali bisa memotivasi, membuat lebih maju dan lebih baik untuk organisasi, masyarakat dan individu dokter. Untuk kesehatan masyarakat Yogya kita akan memperbaiki lansia karena tahun lalu sudah stunting.  Pak Wali menginginkan lansia ada satu kampung yang dibuat kampung percontohan  penanganan lansia,” ucap Tri Kusumo yang juga Kepala Puskemas Gedongtengen itu.