Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Waris Muin, disambut langsung oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan di Ruang Nakula, Balai Kota Yogyakarta, Rabu (2/7).
Abdul Waris Muin menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik baik yang telah diterapkan oleh Pemkot Yogyakarta dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif, pengelolaan pariwisata, dan pemberdayaan UMKM.
“Kota Yogyakarta dikenal sebagai salah satu kota yang berhasil membangun ekonomi kreatif dan memberdayakan masyarakat melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif. Kami ingin belajar dari strategi dan langkah konkret yang telah dilakukan Pemkot Yogyakarta, agar bisa dikembangkan di Kabupaten Penajam Paser Utara,” jelas Abdul Waris.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan dan Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Waris Muin
Wawan Harmawan, menyampaikan bahwa Kota Yogyakarta selama ini memang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, keterbatasan tersebut justru menjadi pendorong munculnya berbagai inovasi dari masyarakat.
“Kota Yogyakarta ini tidak punya sumber daya alam. Kami ini sebenarnya kepepet, tapi dari situ justru kami dituntut untuk menjadi kreatif,” ungkap Wawan.
Pihaknya mengatakan keterbatasan itulah yang kemudian memacu lahirnya berbagai inovasi berbasis kearifan lokal, kolaborasi dengan komunitas, serta pengembangan ekonomi kreatif yang inklusif. Pemerintah Kota juga terus mendorong tumbuhnya ekosistem UMKM dan sektor pariwisata yang berkelanjutan.
Diskusi antara Pemkab Penajam Paser Utara dan Pemkot Yogya
Wawan mencontohkan salah satu inovasi yang sedang dikembangkan Pemkot Yogyakarta adalah peluncuran Batik Segoro Amarto Reborn, transformasi dari motif batik lama dengan penyegaran desain, namun tanpa meninggalkan makna filosofis aslinya.
“Nantinya juga akan dikembangkan melalui program Koperasi Merah Putih.dari pegawai hingga pelajar. Kami juga melarang penggunaan teknik printing dalam produksinya untuk menjaga nilai autentik dan memberdayakan perajin batik lokal,” kata Wawan.
Pihaknya pun mendorong Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mengembangkan potensi lokal serupa, baik melalui penguatan identitas daerah dalam bentuk produk budaya dan mengembangkan jaringan lebih luas dalam pemasarannya.