NGAMPILAN,REDAKSI17.COM – Wakil Wali (Wawali) Kota Yogyakarta Wawan Harmawan bersama dinas terkait di Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan sambang kampung di wilayah Kelurahan Notoprajan Kemantren Ngampilan pada Jumat (4/7/2025). Sambang kampung untuk menyapa masyarakat, meninjau potensi Notoprajan seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produk kerajinan dan kuliner. Dalam kegiatan itu wawan menekankan pemberdayaan UMKM yang berorientasi pada pasar dan memiliki kekhasan produk.
Sambang Kampung dimulai dengan apel di Kemantren Ngampilan sekitar pukul 6.30 WIB. Meskipun cuaca hujan tapi kegiatan sambang kampung dengan bersepeda bersama di Notoprajan Ngampilan tetap berjalan. Rombongan lalu mengunjungi kelompok UMKM kain shibori dan ecoprint di RW 07 Notoprajan. Wawan melihat produk kerajinan kain shibori dan ecoprint karya para ibu-ibu di RW 7 Notoprajan. Termasuk berdiskusi dan memberikan semangat kepada kelompok UMKM.
Setelah itu rombongan melanjutkan gowes sambang kampung di UMKM RW 8 Suronatan. Produk-produk UMKM yang ditampilkan antara lain kuliner seperti minuman jamu dan camilan. Wawan juga berdialog dan memberikan apresiasi serta masukan kepada para pelaku UMKM. Rombongan kemudian mengunjungi UMKM yang membuat produk pie susu dan kerajinan tas dari kulit dan vinyl di RW 2 Serangan. Wawan juga menyapa masyarakat Notoprajan dan gowes berakhir di taman kuliner Winongo Reborn di tepi Sungai Winongo, selatan Jembatan Serangan.
“Hari ini kita mengunjungi Ngampilan. Kita lihat beberapa UMKM dan banyak potensi yang bisa dikembangkan di sini. Kita juga mengunjungi Winongo Reborn ini dan harapannya ke depan bisa menjadi destinasi wisata Yogyakarta. Di pinggiran sungai bisa menjadi tempat yang untuk nongkrong,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan ditemui saat Sambang Kampung di Notoprajan, Ngampilan.
Menurutnya dari Sambang Kampung Notoprajan Ngampilan ada UMKM yang memiliki potensi berkembang misalnya kain shibori dan ecoprint, tas-tas kulit, tas vinyl melayani pesanan korporasi serta makanan atau kuliner. Dicontohkan ada kuliner jamu dan kripik kencur. Meski demikian Wawan menekankan pentingnya produk UMKM di satu wilayah harus memiliki pembeda atau kekhasan agar mudah dipasarkan.
“Setiap Jumat pagi kita keliling kemantren itu masih banyak produk yang semuanya sama. Baik desain maupun jenis produknya. Harapan kami ke depan kita mulai dari tiap kemantren punya ciri khas sendiri-sendiri sehingga bisa menunjukan khas dan kalau memasarkan jauh lebih mudah,” terangnya.
Wawan menyatakan melihat produk-produk UMKM yang sama di beberapa kemantren seperti kain ecoprint dan shibori. Padahal ecoprint dan shibori bisa dibuat berbeda dari segi desainnya. Oleh sebab itu gerakan pemberdayaan masyarakat terutama UMKM harus diubah berorientasi pada pasar. Produk UMKM yang dibuat harus dievaluasi apakah bisa menjadi kekuatan atau kekhasan di suatu wilayah. Dicontohkan pada produk jamu dan keripik kencur di RW 8 Suronatan, Notoprajan bisa dibuat lebih bagus dari segi kualitas.
“Kita pemberdayaan masyarakat masih berorientasi pada produk, belum berorientasi pada market. Itu yang harus kita ubah. Kalau diajari semua bisa bikin, masalahnya di beberapa tahun ke depan, semua pintar buat semua terus tidak bisa menjual. Makanya sekarang kita harus ubah pendekatannya adalah berdasarkan pasar,” tambah Wawan.
Sementara itu Ketua RW 08 Suronatan Fauzi Noor Afshochi mengucapkan terima kasih atas silaturahmi Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan serta jajaran dinas terkait dan Kemantren Ngampilan ke Suronatan. Fauzi menyampaikan Suronatan adalah kampung kecil tapi masyarakatnya berusaha mengembangkan produk-produk dan potensi di wilayah. Produk-produk UMKM juga ditampilkan antara lain keripik kencur, sirup lidah buaya, jamu, bakpia dan hantaran.
“Harapan kami bisa nglarisi dan menimbulkan motivasi kepada warga ketika ada apresiasi dari para pemangku wilayah agar warga jadi semangat. Kami juga mohon ada pendampingan untuk UMKM dari Pemkot Yogya,” ucap Fauzi.