Home / Daerah / Raré Waditra, Orkestra Anak Tampilkan Harmoni Budaya

Raré Waditra, Orkestra Anak Tampilkan Harmoni Budaya

Yogyakarta (23/07/2025) REDAKSI17.COM – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya konser orkestra anak Raré Waditra yang digelar di Kagungan Dalem Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad, Keraton Yogyakarta, pada Rabu (23/7) malam. Konser yang berlangsung meriah tersebut dipersembahkan oleh Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2025.

Konser ini menjadi ruang ekspresi kreatif bagi anak-anak melalui harmoni musik orkestra yang berpadu dengan nilai-nilai budaya. Melalui pertunjukan ini, anak-anak diajak turut serta dalam pelestarian warisan budaya, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap seni dan tradisi di kalangan generasi muda.

Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, hadir langsung dalam konser tersebut, didampingi oleh GKR Hemas, GKBRAA Paku Alam, GKR Hayu, dan KPH Notonegoro. Turut hadir pula jajaran Forkopimda DIY, perwakilan bupati/wali kota se-DIY, sejumlah kepala OPD Pemda DIY, serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Sri Sultan menyampaikan konser ini menjadi penanda sejarah baru, karena untuk pertama kalinya Keraton Yogyakarta menginisiasi terbentuknya kelompok orkestra anak. Menurutnya, inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam menyatukan nilai-nilai budaya adiluhung dengan semangat zaman yang tumbuh dalam diri generasi penerus.

“Raré Waditra memiliki makna mendalam. Dari nama ini, kita mendengar semangat keberanian untuk menciptakan ruang baru yang tetap berakar pada nilai-nilai Yogyakarta,” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan menegaskan konser ini menjadi bukti kekuatan sinergi antara budaya, pendidikan, dan kepedulian terhadap anak-anak. Pemda DIY, lanjutnya, mendukung penuh inisiatif yang mendorong terciptanya lingkungan ramah anak yang tidak hanya aman dan sehat, tetapi juga mampu menumbuhkan kreativitas, keberanian, dan kecintaan terhadap budaya bangsa.

“Dalam momentum Hari Anak Nasional ini, Raré Waditra diharapkan menjadi ruang berkelanjutan bagi anak-anak untuk belajar bermusik, berekspresi, dan mencintai seni dengan sepenuh hati. Semoga konser ini menjadi inspirasi bahwa tampil bukan soal kesempurnaan, tetapi tentang keberanian dan kecintaan terhadap budaya yang dimulai dari nada, langkah, dan hati yang muda,” imbuhnya.

Gubernur juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat ruang tumbuh anak secara kreatif, inklusif, dan bermakna. Menurutnya, seni dan budaya merupakan jembatan penting bagi anak-anak dalam mengenal jati diri dan menata masa depan yang lebih cerah.

“Selamat kepada seluruh anak-anak yang tampil malam ini. Teruslah berkarya, teruslah bermimpi, dan jangan pernah takut bersuara melalui seni,” ucap Sri Sultan.

Sementara itu, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, KPH Notonegoro, menjelaskan konser Raré Waditra merupakan penampilan perdana kelompok orkestra anak yang diinisiasi Keraton Yogyakarta. Inisiatif ini sejalan dengan visi Keraton untuk memperkenalkan kebudayaan sejak dini kepada anak-anak melalui ruang ekspresi seni.

Konser tersebut menampilkan harmoni musik dari 33 anak pemain orkestra dengan berbagai instrumen musik Barat, dua anak kolaborator alat musik tradisional kendhang dan gender, serta 25 anak dari paduan suara akapela anak “Icipili Mitirimin” dari Omah Cangkem. Di bawah arahan conductor Nyi ML. Dwijashintawati, konser berdurasi sekitar satu jam ini menyuguhkan sembilan repertoar tembang dolanan anak, seperti Gundul-Gundul Pacul dan Kupu Kuwi, serta satu lagu nasional anak-anak.

“Raré Waditra kami harapkan menjadi ruang ekspresi bagi anak-anak untuk berani tampil dan mencintai budaya. Ini bukan sekadar agenda insidental, tetapi akan menjadi program berkelanjutan untuk memberikan ruang kepada lebih banyak anak agar berani berekspresi sekaligus memperkenalkan budaya Jawa sejak dini,” terang KPH Notonegoro.

Antusiasme masyarakat terhadap konser ini sangat tinggi. Awalnya hanya ditujukan untuk undangan terbatas, namun karena tingginya permintaan, panitia membuka akses tambahan sebanyak 150 kursi untuk umum. Bagi masyarakat yang tidak mendapatkan tempat di dalam gedung, disediakan layar proyeksi di area luar, serta siaran langsung melalui kanal YouTube Kraton Jogja.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *