Home / Nasional / Sri Sultan Tegaskan Transformasi Ketahanan Pangan Melalui Lumbung Mataraman

Sri Sultan Tegaskan Transformasi Ketahanan Pangan Melalui Lumbung Mataraman

Yogyakarta (29 Juli 2025) REDAKSI17.COM — Menteri Pertanian RI,  Andi Amran Sulaiman, mengapresiasi kinerja Pemda DIY dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan daerah. Hadir pada Rakordal DIY Triwulan II Tahun 2025, pada Selasa (29/07) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Menteri Andi menyebut bahwa DIY memiliki kontribusi signifikan terhadap sektor pangan nasional.

“Jogja termasuk provinsi dengan ketahanan pangan yang baik. Ketersediaannya meningkat, dan kontribusi sektor pangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 14%, ini lebih tinggi dari rata-rata nasional,” ujar Menteri Andi Amran.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi praktik evaluasi triwulanan yang dilakukan oleh Pemda DIY melalui Rakordal, yang menurutnya sangat penting sebagai alat refleksi dan penentu arah pembangunan daerah secara menyeluruh.

“Yang paling menarik adalah evaluasi triwulan ini. Dari sini kita bisa melihat perjalanan pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor,” ujarnya

Menteri Andi Amran juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas sinergi dan komitmen dalam penguatan sektor pangan. Ia menyebut DIY sebagai salah satu contoh daerah yang progresif dalam mengintegrasikan pertanian dengan program pembangunan daerah.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada kesempatan itu menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjawab tantangan ketahanan pangan melalui pendekatan yang berbasis masyarakat dan budaya lokal. “Kita dihadapkan pada tantangan global. Di tahun 2050, dunia diperkirakan akan dihuni 9,6 miliar jiwa. Pola migrasi ke kota meningkat, sementara tekanan terhadap lahan pertanian dan sumber daya makin tinggi,” ungkap Sri Sultan.

Rakordal kali ini mengangkat tema “Penguatan Ketahanan Pangan di DIY melalui Transformasi dan Optimalisasi Lumbung Mataraman”, yang selaras dengan Rencana Pangan Nasional 2025–2029. DIY juga menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari kurang beragamnya konsumsi pangan bergizi dan aman, tingginya food loss yang menyebabkan peningkatan sampah organik, hingga ancaman alih fungsi lahan pertanian. Juga disebutkan soal rendahnya regenerasi petani muda dan lemahnya kelembagaan petanian.

Sebagai solusi, Pemda DIY mendorong pengembangan Lumbung Mataraman, sebuah konsep lumbung pangan hidup yang tidak terbatas pada bentuk fisik gudang, melainkan sistem pertanian dan peternakan berbasis rumah tangga dan kelompok tani. Lumbung ini mengusung filosofi Jawa “Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur” atau menanam apa yang dimakan, dan makan apa yang ditanam.

“Konsep ini bukan hanya soal swasembada pangan, tapi juga kemandirian dan kedaulatan pangan berbasis masyarakat,” terang Sri Sultan.

Lumbung Mataraman didorong untuk berkembang di tingkat kalurahan/kelurahan dan mendukung ketahanan pangan dari sektor unggulan seperti padi, jagung, hortikultura, perikanan, dan peternakan. Sri Sultan juga memberi perhatian pada para juara Lomba Kalurahan dan Kelurahan DIY 2025 agar mereka dapat memimpin transformasi ini di tingkat lokal, sekaligus berkontribusi terhadap penurunan angka stunting dan pengentasan kemiskinan.

Selain itu, Sri Sultan juga menyampaikan evaluasi kinerja perangkat daerah yang rutin diekspos melalui Rakordal sebagai bentuk akuntabilitas publik. Ia menyampaikan bahwa secara umum, rerata kinerja perangkat daerah pada Triwulan II 2025 berada pada predikat Baik.

Pengguna Anggaran Terbaik adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY; Pengguna Anggaran Terendahadalah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY (Disdikpora); Kuasa Pengguna Anggaran Terbaik adalah Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJKS); Kuasa Pengguna Anggaran Terendah adalah Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo; SMK BLUD Terbaik SMKN 6 Yogyakarta; SMK BLUD Terendah, SMKN 1 Pandak.

“Saya harap capaian ini tidak membuat puas diri. Kepala OPD harus terus reflektif dan melakukan evaluasi mikro terhadap dampak nyata program. Sudahkah membawa manfaat bagi kemaslahatan masyarakat?” tegas Sri Sultan.

Sultan juga menekankan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan secara substansial, bukan sekadar administratif. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah adalah kunci untuk mengatasi persoalan publik yang makin kompleks. Oleh karenanya, Sri Sultan mengajak seluruh pihak untuk tetap produktif dan memberi manfaat melalui nilai-nilai budaya lokal.

Kepala Bapperida DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti, dalam paparannya menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 5,11% (yoy) pada Triwulan I 2025, menempati posisi tertinggi kedua di Pulau Jawa. Sektor pertanian dan perdagangan menjadi penyerap tenaga kerja utama, sementara tingkat pengangguran lebih rendah dari rata-rata nasional.

Inflasi masih terkendali, meskipun tren kenaikan hingga pertengahan tahun perlu diwaspadai. Ekspor DIY meningkat hingga Mei 2025, diikuti kenaikan impor bahan baku. Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan, terutama dari Malaysia, Singapura, dan Tiongkok—meningkat, dengan Sleman menjadi destinasi favorit wisatawan nusantara.

“Dari sisi kesejahteraan, angka kemiskinan menurun menjadi 10,23% dan gini ratio DIY juga sedikit membaik. Seluruh kecamatan di DIY tercatat dalam kategori Ketahanan Pangan Tahan dan Sangat Tahan pada 2024,” papar Ni Made.

Hingga akhir Triwulan II, sebagian besar indikator strategis menunjukkan capaian positif. Namun, terdapat deviasi 10,62% pada realisasi keuangan karena efisiensi belanja dan keterlambatan transfer anggaran pusat. Deviasi realisasi fisik relatif kecil dan disebabkan faktor administratif. Ni Made menekankan pentingnya sinkronisasi dan ketepatan pelaksanaan untuk menjaga capaian pembangunan hingga akhir tahun.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *