Home / Daerah / Ekonomi DIY Juli 2025 Stabil, Inflasi Terkendali dan Ekspor Tumbuh

Ekonomi DIY Juli 2025 Stabil, Inflasi Terkendali dan Ekspor Tumbuh

Yogyakarta (01/08/2025)REDAKSI17.COM –  Badan Pusat Statistik (BPS) DIY merilis data ekonomi bulan Juli 2025 yang menunjukkan tren positif di berbagai sektor. Inflasi tetap terkendali, daya beli petani meningkat, ekspor daerah menguat, dan pariwisata menunjukkan pemulihan signifikan. Inflasi bulanan DIY tercatat 0,05 persen (month-to-month), sementara inflasi tahunan mencapai 2,60 persen (year-on-year). Inflasi tahun kalender (Januari–Juli) berada di angka 1,84 persen.

Plt. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menyebut inflasi masih terkendali di tengah kenaikan harga sejumlah komoditas seperti bawang merah, tomat, dan bensin. Kelompok pendidikan menjadi penyumbang utama inflasi bulanan karena dampak tahun ajaran baru. Untuk inflasi tahunan, komoditas seperti emas perhiasan, kopi bubuk, dan beras memiliki andil besar.

“Secara geografis, Kota Yogyakarta mencatat inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,17 persen, sementara Gunungkidul mengalami deflasi 0,05 persen. Namun secara tahunan, inflasi di Gunungkidul lebih tinggi dibanding Kota Yogyakarta,” tutur Herum dikantornya, Senin (01/8).

Herum menyatakan sektor pertanian DIY mencatat kabar baik. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2025 naik 1,90 persen menjadi 107,81. Kenaikan ini mencerminkan perbaikan keseimbangan antara harga yang diterima dan harga yang dibayar petani.

“Tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP adalah tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Namun, NTP tanaman perkebunan rakyat dan perikanan justru mengalami penurunan. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) DIY juga naik menjadi 112,27, didorong oleh stabilnya biaya produksi dan meningkatnya harga jual hasil pertanian,” paparnya.

Pada paruh pertama 2025, Herum mengatakan nilai ekspor DIY tumbuh 9,84 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Industri pengolahan menjadi penyumbang utama ekspor dengan kontribusi 99,28 persen.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan ekspor terbesar DIY sebesar 42,13 persen), diikuti Jerman 12,91 persen dan Jepang 8,27 persen. Impor DIY juga naik 20,23 persen secara tahunan, terutama untuk bahan baku/penolong. Namun impor bahan baku pada Juni 2025 justru turun 7,24 persen (yoy). Negara asal impor terbesar adalah China, Hongkong, dan AS.

“Neraca perdagangan DIY mencatat surplus US$180,51 juta, naik US$9,12 juta dari periode yang sama tahun lalu,” imbuhnya.

Sementara itu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke DIY pada Juni 2025 mencapai 10.424 orang, naik 7,47 persen dibanding Mei dan melonjak 28,15 persen dibanding Juni 2024. Malaysia, Singapura, dan AS menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman. Namun secara kumulatif Januari–Juni 2025, jumlah kunjungan wisman menurun 15,53 persen dibanding tahun2025 lalu.

“Perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 3,38 juta perjalanan pada Juni. Secara total, perjalanan wisnus selama semester I 2025 mencapai 20,99 juta, naik 4,14 persen secara tahunan. Kulon Progo menjadi satu-satunya daerah yang mencatat peningkatan kunjungan wisnus, sedangkan penurunan tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta,” jelasnya.

Sedangkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang DIY pada Juni 2025 turun tipis 0,08 poin dibanding bulan sebelumnya, dan turun 6,71 poin secara tahunan. Sebaliknya, TPK hotel non-bintang naik 1,14 poin secara bulanan. Jumlah tamu hotel pada Juni tercatat 723.490 orang, turun 3,48 persen dibanding Mei.

“Transportasi udara mengalami peningkatan penumpang baik domestik maupun internasional secara bulanan, namun masih mencatat penurunan tahunan. Transportasi kereta api mencatat tren positif. Jumlah penumpang naik secara bulanan, tahunan, dan kumulatif. Penumpang yang berangkat naik 6,51 persen (mtm) dan 13,11 persen (yoy), sedangkan yang datang naik 6,46 persen dan 8,38 persen,” pungkas Herum.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *