Home / Daerah / QRIS TAP di Yogyakarta, Langkah Digitalisasi Terapkan Kecerdasan Budaya

QRIS TAP di Yogyakarta, Langkah Digitalisasi Terapkan Kecerdasan Budaya

Yogyakarta (04/08/2025) REDAKSI17.COM – Transformasi digital di Daerah Istimewa Yogyakarta bukan semata soal teknologi, melainkan tentang bagaimana sebuah daerah menjaga kearifan lokal dalam menghadapi arus perubahan global. Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat meresmikan peluncuran QRIS TAP sektor transportasi dan Kick Off QRIS Jelajah Indonesia 2025 di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (04/08).
Dalam sambutannya, Sri Sultan menegaskan bahwa Yogyakarta memiliki kekhasan dalam memadukan teknologi modern dengan nilai-nilai budaya yang adi luhung. “Kita menyebutnya sebagai bentuk dari ‘kecerdasan budaya’ yakni kearifan dalam mengelola perubahan tanpa kehilangan jati diri,” tegas Sultan.
Sri Sultan menyampaikan bahwa inovasi seperti QRIS bukan sekadar instrumen nirsentuh berbasis teknologi, melainkan “simpul peradaban baru” yang menyentuh langsung kehidupan rakyat. “QRIS bukan hanya kode digital; ia adalah simpul peradaban baru. Kita sedang membangun ekosistem keuangan yang tidak saja cepat dan praktis, tetapi juga menyatu dengan denyut ekonomi lokal,” ujar Sri Sultan.
Dengan falsafah “Hamemayu Hayuning Bawana” menjaga harmoni dunia agar tetap elok. Sri Sultan menekankan bahwa dalam era digital, teknologi tidak hanya untuk pertumbuhan, melainkan sebagai kebermanfaatan sesama.
Dalam peluncuran tersebut, Sri Sultan turut mencoba langsung sistem QRIS TAP dalam sektor transportasi yakni pada bus Trans Jogja. Kegiatan ini juga menjadi langkah panjang menuju DIY yang tangguh dengan adaptif secara teknologi dan budaya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menyebut pemilihan lokasi di DIY untuk acara ini bukan tanpa alasan. DIY sebagai Kota Budaya dianggap mampu mencerminkan semangat harmoni antara tradisi dan inovasi digital yang menjadi ruh dari transformasi sistem pembayaran nasional.
“Yogyakarta adalah pusat budaya yang senantiasa memancarkan keistimewaan, selaras dengan slogan kita hari ini: QRIStimewa. Sebagaimana filosofinya, hamemayu hayuning bawana, kota ini mengajarkan harmoni menjaga keseimbangan dunia dengan memadukan kearifan masa lalu dan semangat pembaharuan,” ungkap Filianingsih.
Adapun, Deputi Gubernur BI menekankan bahwa digitalisasi sistem pembayaran harus mampu menyentuh masyarakat luas dan menjembatani budaya. “Digitalisasi tidak hanya berbicara tentang teknologi, tapi bagaimana kita menjembatani tradisi dengan inovasi, memperkuat inklusi keuangan, dan memajukan UMKM, serta menggerakan ekonomi hingga akar rumput,” tegasnya.
HUMAS PEMDA DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *