UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Festival Jogja Kota (FESTA) 2025 resmi dibuka pada Selasa (5/8/2025) di Main Entrance Taman Budaya Embung Giwangan. Pembukaan yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB ini menjadi momen awal dari rangkaian perayaan budaya kota yang memadukan semangat tradisi, kolaborasi lintas wilayah, dan narasi kebudayaan lokal.
Acara dimulai dengan penampilan pembuka dari empat gadis penari yang membawakan tarian bertema Kumandhang. Gerakan lembut dan ekspresif menjadi pengantar suasana perayaan yang sarat nilai-nilai budaya. Turut hadir dalam pembukaan, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai tamu kehormatan yang mewakili semangat kolaborasi antar daerah dalam pelestarian pusaka budaya Indonesia.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menekankan bahwa FESTA tahun ini berbeda karena merupakan bagian dari rangkaian Rakernas XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). “Tahun ini, insya Allah akan hadir 68 anggota dari total 75 kota jaringan JKPI. Tema Kumandhang kami pilih sebagai upaya untuk menyuarakan nilai-nilai luhur budaya Yogyakarta,” ujar Yetti.

Ia menjelaskan bahwa festival ini melibatkan partisipasi masyarakat dari 14 kemantren di Yogyakarta, yang terkonsentrasi dalam empat kawasan cagar budaya utama: Kraton, Kotabaru, Pakualaman, dan Kotagede. Masing-masing kawasan ini memiliki peran penting. Kraton dikenal sebagai pusat spiritual Jawa, Pakualaman merepresentasikan keteguhan tradisi. Seadngkan Kotagede adalah jejak kota tua yang masih berdenyut dan Kotabaru mencerminkan pluralisme kota.
“Tema Kumandhang sendiri mengandung makna yang dalam. Karena sebenarnya ojo lali kumandhang, artinya kita jangan lupa dengan hal-hal yang menjadi nilai-nilai luhur budaya Yogyakarta. Mulai dari semangat-semangat filosofi, gotong royong, kebersamaan. Kemudian kita kuatkan lagi dalam acara Festival Jogja Kota ini, supaya dari leluhur itulah yang kemudian membangun kita bersama,” terangnya.
FESTA 2025 juga menghadirkan booth “Warung Kota” yang akan ditempatkan di berbagai wilayah sebagai representasi visual dan kuliner dari masing-masing kawasan. Selain itu, masyarakat akan disuguhkan musik kampung yang menampilkan kekayaan musikal dari warga lokal.

Sebagai simbol peresmian pembukaan, dilakukan pemotongan tumpeng nasi kuning oleh Yetti Martanti. Potongan tumpeng tersebut diserahkan kepada perwakilan dari empat kawasan cagar budaya Kotagede, Pakualaman, Kraton dan Kotabaru. Simbolisasi kemudian dilanjutkan dengan pemberian kendi oleh para penari kepada empat perwakilan kawasan tersebut. Kendi berisi air kemudian ditumpahkan sebagai lambang mata air kehidupan dan semangat kerja sama lintas wilayah.
Dengan semangat resiliensi dan kolaborasi, FESTA 2025 dihrapkan menjadi ruang pertemuan antar masyarakat dan wilayah. Tidak hanya merayakan budaya tetapi juga memperkuat jejaring kota pusaka dalam konteks kekinian.