UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong satu perguruan tinggi bisa berdampak kepada masyarakat dalam satu kampung lewat program One Village One Sister University. Pelibatan perguruan tinggi terutama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat mempercepat pengembangan kampung dan pembangunan sumber daya manusia di Kota Yogyakarta.
Hal itu disampaikan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat menjadi narasumber seminar Nasional Online Hasil Pengabdian kepada Masyarakat(PkM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Seminar mengangkat tema Integrasi Teknologi dan Inovasi melalui Program PkM mewujudkan Kampus Berdampak. Hasto menyambut baik seminar itu. Termasuk kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dengan UAD dan sudah ada nota kesepakatan bersama.
“Saya membuat suatu program One Village One Sister University. Kami menyadari program kerja sama antar Perguruan Tinggi dan Pemkot Yogyakarta itu harus meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu konsep One Village One Sister University adalah bagaimana nanti perguruan tinggi berdampak terhadap satu kampung,” kata Hasto saat seminar nasional yang diadakan UAD secara daring pada Sabtu (9/7/2025).

Hasto menyatakan terkait program One Village One Sister University mewajibkan tiap kampung harus ada tema terkait dengan lingkungan karena di Kota Yogyakarta sampah masih jadi masalah. Oleh sebab itu tema wajibnya adalah kesehatan dan kebersihan lingkungan, perilaku hidup sehat dan tema-tema lainnya sesuai prodi-prodi di UAD. Tema-tema yang ada bisa menyesuaikan fakultas yang ada.
“Sudah ada fakultas yang tandem dengan pemkot. Misalnya 400 mahasiswa baru mendampingi 400 Kepala Keluarga selama 4 tahun. Membuat surveilance kondisi kehidupan kemiskinan dan perilaku produktif dan konsumsi keluarga,” ucapnya.
Selain itu Pemkot Yogyakarta punya data keluarga yang lengkap, nama, alamat , kondisi kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu ke depan Pemkot Yogyakarta bisa menjadi material research bagi perguruan tinggi. Pemkot Yogyakarta tidak ingin mendapat manfaat dari perguruan tinggi, tapi juga ingin membantu menyelesaikan permasalahan mahasiswa dan perguruan tinggi untuk tema-tema riset.
“Kami juga punya problem masalah sampah di sungai belum bersih. Fakultas psikologi dan kesehatan lingkungan perguruan tinggi tentu bisa mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan lingkungan. Itu bisa kita implementasikan agar berdampak di Kota Yogyakarta. Saya optimis kita bersama perguruan tinggi bisa mengubah wajah kota lebih sehat lingkungan lebih baik dan manusia lebih produktif,” jelas Hasto.
Sementara itu Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas menyampaikan seminar dengan tema Integrasi Teknologi dan Inovasi melalui Program PkM mewujudkan Kampus Berdampak adalah tema yang menarik karena menempatkan pengabdian masyarakat sebagai tujuan utama UAD. Hal itu sudah tertuang dalam rencana strategi UAD untuk melaksanakan program-program berbasis pengabdian masyarakat.
“Kita hendaknya menjadi pelaku akademi yang menciptakan karya melakui catur dharma perguruan tinggi dan harus memperhatikan dampak. Kemendikti Saintek telah mencanangkan Kampus Berdampak,” tambah Prof Muchlas.

Pihaknya berharap kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan berbasis inovasi dan teknologi dan muaranya adalah bisa memberikan manfaat dan berdampak yang luas. Beberapa program kerja sama dengan Pemkot Yogyakarta dan pengabdian masyarakat yang dilakukan UAD antara lain program segoro bening penanganan stunting di Wirobrajan, membantu mendata koperasi sehat dan kurang sehat serta inventarisasi data lansia dan disabilitas. Di samping itu Pemkot Yogyakarta é UAD ada kerja sama membina 3 kampung secara tematik.