Kesenian Angguk adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Kulon Progo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Tarian ini dikenal dengan gerakan kepala yang mengangguk-angguk, baik saat awal maupun akhir tarian, sebagai bentuk penghormatan. Angguk juga merupakan kesenian rakyat yang melibatkan banyak penari dan diiringi oleh musik rebana, jidor, kecer, dan vokal.
Lebih Detail:
-
Asal Usul:Tari Angguk diperkirakan muncul pada masa penjajahan Belanda sebagai ungkapan syukur setelah panen padi, di mana para pemuda menari sambil bernyanyi dan mengangguk-anggukkan kepala.
-
Ciri Khas:Selain gerakan mengangguk, Angguk juga ditandai dengan syair-syair yang berisi nasehat, budi pekerti, etika pergaulan, dan unsur pendidikan. Tarian ini juga sering kali digunakan sebagai media dakwah Islam, dengan lantunan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
-
Penyajian:Tarian ini biasanya ditampilkan secara berkelompok, dengan jumlah penari yang relatif banyak, dan diiringi oleh musik tradisional.
-
Makna Filosofis:Tari Angguk menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta nilai-nilai spiritual dan budaya masyarakat setempat.
-
Perkembangan:Meskipun awalnya tarian ini didominasi oleh penari pria, kini Tari Angguk juga dimainkan oleh penari wanita.
-
Pakaian:Penari Angguk mengenakan pakaian yang terinspirasi dari serdadu Belanda, dengan warna dasar hitam dan hiasan-hiasan yang khas.
-
Pementasan:Pementasan Tari Angguk seringkali diawali dengan doa dan sesaji, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.