Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat di Ruang Nakula, Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa (26/8). Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Sumbawa Barat, Hanifah, dan disambut Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Hanifah, menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk melakukan konsultasi dan koordinasi terkait pelaksanaan Kabupaten Layak Anak (KLA). Ia menceritakan Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2025 baru saja meraih predikat KLA Madya, setelah sebelumnya berada di tingkat Pratama.
“Kami ingin belajar secara langsung dari Kota Yogyakarta, yang sudah empat kali berturut-turut meraih predikat Kota Layak Anak Kategori Utama. Harapannya, ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan di sini bisa kami terapkan di Sumbawa Barat agar bisa naik ke tingkat Nindya bahkan Utama seperti Jogja,” ungkap Hanifah.

Wakil Wali Kota Yogya, Wawan Harmawan dan Wakil Bupati Sumbawa Barat, Hanifaah
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan tersebut. Menurutnya, hubungan antar-daerah seperti ini penting untuk memperkuat jejaring, sekaligus membuka ruang pertukaran pengalaman.
“Pertama-tama kami ucapkan selamat datang di Kota Yogyakarta. Kunjungan seperti ini bukan hanya kesempatan berbagi pengetahuan, tetapi juga mempererat kerja sama antardaerah. Kami sangat senang bisa menerima tamu dari Sumbawa Barat yang memiliki semangat kuat untuk membangun daerahnya, khususnya dalam isu perlindungan anak,” ujar Wawan.
Ia menekankan bahwa keberhasilan Kota Yogyakarta dalam mempertahankan predikat Kota Layak Anak selama empat tahun berturut-turut merupakan buah dari sinergi lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat. Ia menyebut bahwa Kota Yogyakarta terus berusaha memastikan bahwa kepentingan terbaik bagi anak menjadi dasar setiap kebijakan. Mulai dari penyediaan ruang publik ramah anak, peningkatan layanan pendidikan, kesehatan, hingga upaya perlindungan dari kekerasan.
“Di Kota Yogya, semangat gotong royong menjadi kunci. Kami menyebutnya dengan istilah Segoro Amarto yakni Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta. Filosofi ini bukan hanya jargon, tetapi diwujudkan dalam berbagai program nyata, mulai dari tata kelola pemerintahan, penguatan UMKM, hingga perlindungan anak. Bahkan, identitas ini kami abadikan dalam desain batik, agar semangat gotong royong benar-benar menjadi budaya sehari-hari,” jelasnya.

Diskusi bersama
Wawan juga mengatakan pihaknya optimisme dapat kembali mempertahankan predikat KLA Utama bahkan menargetkan menjadi paripurna. Ia berharap pengalaman Kota Yogyakarta bisa memberi inspirasi bagi daerah lain, termasuk Sumbawa Barat, agar semakin banyak kabupaten/kota di Indonesia yang konsisten mewujudkan wilayah ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas, menyampaikan bahwa sinergi menjadi kunci utama dalam menjalankan program perlindungan dan pemenuhan hak anak.
“Tanpa sinergi, kita tidak akan bisa melaksanakan berbagai program perlindungan anak. Semua perangkat daerah di Kota Yogyakarta memiliki inovasi masing-masing yang mendukung terwujudnya kota ramah anak,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan partisipasi anak di Kota Yogyakarta juga sangat luar biasa melalui Forum Anak, Genre, hingga kegiatan kreatif anak-anak disabilitas. Selain itu, mekanisme pencegahan kekerasan juga diperkuat dengan adanya Satgas Siap Gerak Atasi Kekerasan (SIGRAK) di tingkat kelurahan, yang berfungsi mencegah terjadinya kekerasan sejak dini.
“Inovasi lainnya adalah Puskesmas Ramah Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), hingga layanan konseling bagi calon pengantin usia dini. Kami juga melakukan pendampingan bagi anak-anak yang menikah muda agar tetap melanjutkan pendidikan,” jelasnya.
Sejak 2016, Kota Yogyakarta telah memiliki Perda Kota Layak Anak serta Rencana Aksi Daerah (RAD) yang mencakup lima klaster utama. Saat ini hampir semua pelayanan publik di Kota Yogyakarta berperspektif ramah anak, mulai dari fasilitas bermain di Puskesmas hingga perpustakaan kecil yang disediakan bagi anak-anak.
Semua layanan tersebut kini sudah terintegrasi dalam Jogja Smart Service (JSS). Melalui aplikasi ini, masyarakat bisa langsung mengakses berbagai layanan, termasuk fitur sistem layanan dan konseling anak serta lapor kekerasan yang tersedia 24 jam. “Cukup dengan sekali klik, masyarakat bisa mengakses layanan perlindungan anak maupun melaporkan kasus kekerasan. JSS menjadi salah satu keunggulan Kota Yogyakarta dalam penilaian Kota Layak Anak,” tegas Retnaningtyas.


