Ngampilan,REDAKSI17.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi pada musim peralihan atau pancaroba.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat menyatakan, pada bulan September sampai Desember 2025 akan mulai memasuki masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.
“Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masa peralihan atau pancaroba, dari musim kemarau ke musim hujan diperkirakan terjadi pada periode sekitar September sampai November atau Desember 2025. Fase peralihan tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem,” ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Dampak dari cuaca ekstrem tentunya harus diwaspadai, lanjut Nur Hidayat, utamanya terkait potensi kebencanaan seperti banjir, pohon tumbang, maupun atap rumah roboh.
“Selain kebencanaan ada juga dampak susulan yaitu penyakit, untuk itu kami mengimbau agar kita semua warga masyarakat harus semakin meningkatkan kesadaran pentingnya mitigasi bencana, menyiagakan diri dari segi kesehatan dan kebersihan tata lingkungan, karena pada dasarnya kalau ingin selamat harus dimulai dari diri sendiri, baru orang lain bisa membantu,” terangnya.
Pihaknya menekankan pentingnya mitigasi bencana, dengan memetakan potensi kebencanaan di lingkungan tempat tinggal. Dimulai dari mengelola sampah dengan bijak, membersihkan saluran air, memangkas ranting pohon yang berisiko tumbang, memperbaiki atap rumah yang lapuk, serta menyimpan barang berharga di tempat aman.
“Dari total 169 kampung masing-masing telah dibentuk Kampung Tangguh Bencana (KTB), untuk mendorong kemandirian masyarakat memitigasi dan menangani bencana. BPBD tentu menyiagakan personel dan peralatan untuk penanganan cepat bila terjadi bencana. Namun, peran serta masyarakat dalam memitigasi sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian,” tandasnya.
Sementara itu pada kesempatan lain Ketua KTB Kampung Serangan Kelurahan Notoprajan, Ibnu Hajar menjelaskan, untuk warga yang tinggal di kawasan bantaran sungai telah dibekali penyiagaan kebencanaan lebih ekstra pada fase peralihan musim mengingat ada potensi kerawanan bencana banjir maupun talud longsor.
“Kampung kami berada di bantaran Sungai Winongo, ada 2 Early Warning System (EWS) yang dipasang, kesepakatan kami ketika terjadi cuaca ekstrem disertai hujan deras dan angin kencang, kalau water level atau ketinggian air kalau sudah mencapai 250 centimeter warga mulai dievakuasi,” katanya saat dikonfirmasi Rabu (27/8/2025).
Pihaknya juga menyatakan alarm EWS di Sungai Winongo secara otomatis akan berbunyi saat ketinggian anir berada di pada 220 centimeter. Dikarenakan bentangan sungai cukup lebar, sebelum volume air semakin tinggi, sudah ada peringatan awal yang dapat membantu proses evakuasi.
Bagi warga di wilayah Kota Yogyakarta jika mengalami situasi darurat bencana dapat menghubungi call center BPBD Kota Yogyakarta di nomor 08112828911 atau 0274372176.