Home / Daerah / Numplak Wajik Jadi Simbol Syukur dan Kebersamaan

Numplak Wajik Jadi Simbol Syukur dan Kebersamaan

Yogyakarta (03/09/2025) REDAKSI17.COM – Menjelang perayaan Garebeg Mulud Dal 1959, Keraton Yogyakarta menyelenggarakan Hajad Dalem Numplak Wajik di Panti Pareden Kilen, Kompleks Magangan, Selasa (2/9). Prosesi ini menjadi tanda dimulainya penyusunan gunungan yang sarat makna syukur sekaligus wujud kebersamaan dalam tradisi budaya Yogyakarta.

Prosesi dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, didampingi Kanca Keparak. Inti dari Numplak Wajik adalah menuangkan adonan wajik dari wadah hingga memenuhi bakul, yang kemudian menjadi pondasi Gunungan Estri. Wajik berperan penting sebagai dasar untuk menancapkan sujen kue ketan hingga membentuk gunungan utuh.

Gunungan yang tersusun nantinya akan diarak dalam puncak acara Garebeg Mulud dan dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol sedekah raja serta ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kehadiran gunungan juga mencerminkan nilai kebersamaan antara raja dan rakyat.

Jalannya prosesi turut diiringi gejog lesung yang dimainkan Abdi Dalem Keparak. Irama khas dari tabuhan alu dan lesung ini dipercaya membawa doa keselamatan sekaligus memperkuat suasana sakral prosesi.

Rangkaian Garebeg Mulud sendiri merupakan bagian dari Hajad Dalem Sekaten, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan dimulai sejak Jumat (29/8) hingga Jumat (5/9) mendatang. Dalam kurun waktu tersebut, dua perangkat gamelan pusaka keraton, Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Kanjeng Kiai Nagawilaga, ditabuh bergantian di Pagongan Masjid Gedhe Kauman.

Melalui prosesi Numplak Wajik, masyarakat diharapkan dapat turut meresapi nilai luhur tradisi Jawa yang penuh makna spiritual, syukur, dan kebersamaan, sekaligus mendukung upaya pelestarian warisan budaya adiluhung Yogyakarta.

 

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *