Wirobrajan,REDAKSI17.COM -Pagi ini, Kamis (4/9/2025), Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo meninjau lahan pertanian yang dikelola warga RW 07, Kelurahan Patangpuluhan, Kemantren Wirobrajan. Lahan yang dulunya merupakan bantaran Sungai Winongo itu kini disulap dan dimaksimalkan menjadi area pertanian produktif oleh warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Winongo Asri.

Dalam kesempatan tersebut, Hasto menyampaikan bahwa kunjungannya dilakukan untuk melihat langsung potensi pemanfaatan lahan hijau di kawasan bantaran sungai sekaligus meninjau kemungkinan pendirian Unit Pupuk Organik (UPO).

Hasto menjelaskan bahwa fokusnya adalah lahan yang kaya akan vegetasi, karena bahan baku utama pupuk organik ini adalah daun-daun kering yang berguguran.

“Kami sedang mencari lokasi yang tepat untuk membuat UPO. Salah satunya di bantaran Sungai Winongo ini, karena banyak daun yang gugur. Daun-daun tersebut nantinya akan kita olah menjadi pupuk organik,” ujar Hasto.

Tidak hanya mengandalkan daun-daun kering, unit ini juga akan memanfaatkan sampah sisa dapur rumah tangga, sebuah langkah signifikan untuk mengatasi masalah sampah organik di kota.

Hasto menambahkan bahwa program ini direncanakan akan diperluas ke seluruh kemantren se-Kota Yogyakarta. Tujuannya sangat jelas yakni mengurangi sampah organik yang selama ini menjadi tantangan besar bagi pengelolaan limbah kota.

“Kalau di setiap kemantren ada UPO, maka sampah organik tidak lagi yang dibawa ke depo-depo. Sebaliknya, bisa kembali ke masyarakat dalam bentuk pupuk yang bermanfaat untuk pertanian perkotaan,” tambahnya.

Selain meninjau lahan pertanian, Hasto juga mengapresiasi inisiatif para anggota Kelompok Tani Winongo Asri yang telah lebih dulu bergerak dalam pengelolaan sampah. Salah satunya dengan budidaya maggot sebagai upaya mereduksi sampah organik rumah tangga.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat melihat budidaya maggot yang dikelola oleh KWT Winongo Asri.

Budidaya maggot yang memanfaatkan sampah organik sebagai pakan ini terbukti efektif dalam mengurangi volume sampah dan menciptakan nilai tambah.

“Saya sangat kagum dengan apa yang dilakukan para anggota KWT Winongo Asri. Budidaya maggot ini bukan hanya sekadar inovasi, tapi bukti nyata kepedulian warga terhadap lingkungan. Saya berharap upaya ini bisa diperluas, tidak hanya mereduksi sampah di RW 07, tetapi juga di seluruh wilayah Wirobrajan, bahkan Kota Yogyakarta,” ungkap Hasto.

Ia juga menekankan bahwa program lingkungan yang berangkat dari inisiatif masyarakat merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta.

“Kekuatan utama Jogja ada di warganya. Kalau warga punya semangat dan kepedulian seperti di RW 07 ini, pemerintah tinggal mendukung dengan kebijakan dan fasilitas. Saya optimis Kota Yogyakarta bisa bebas dari permasalahan sampah,” tandasnya.

Sementara itu Ketua RW 07 Patangpuluhan, Elly Popika Sari mengatakan bahwa Kelompok Tani Winongo Asri sendiri selama ini aktif mengelola bantaran Sungai Winongo agar tidak kembali menjadi kawasan kumuh.

“Dengan pertanian sayur mayur, pemanfaatan sampah organik, hingga budidaya maggot, kelompok ini membuktikan bahwa masyarakat dapat berperan besar dalam menjaga kebersihan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.

Ia berharap, dengan dukungan Pemkot Yogyakarta, kawasan bantaran sungai bisa terus berkembang sebagai ruang hijau produktif sekaligus menjadi model pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.