UMBULHARJO,REDAKSI17.COM – Kasus kebakaran di Kota Yogyakarta masih menjadi perhatian pemerintah. Dimana dari data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mencatat ada 40 kejadian kebakaran di sepanjang bulan Januari-Agustus 2025.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid. Ia menyampaikan, 70 persen dugaan penyebab terbesar kebakaran adalah adanya konsleting listrik pada rumah tangga.
Selain itu, faktor kelalaian masyarakat atau human error juga masih mendominasi, seperti lupa mematikan kompor, meninggalkan pembakaran sampah, hingga kelalaian kecil yang berujung kebakaran.
“Tahun ini sampai dengan Agustus ada 40 kejadian kebakaran di dalam kota. Dugaan penyebab paling tinggi konsleting, sekitar 70 persen,” jelas Taokhid saat diwawancarai, Senin (15/9).
Sampai saat ini Damkarmat Kota Yogyakarta gencar melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat, komunitas, hingga sekolah.
Program edukasi kebakaran sudah berjalan lebih dari 30 kegiatan dan ditambah kegiatan mandiri yang digagas masyarakat di tingkat kampung maupun RW, yang digelar seminggu sekali.
Namun keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat Damkarnat harus berbagi tenaga dengan program lain, seperti “Go to School” yang menyasar anak-anak usia dini melalui kunjungan TK/PAUD ke kantor Damkarmat, hingga pelatihan peningkatan kapasitas relawan.
“Kesadaran masyarakat harus terus didorong. Mulai dari memperhatikan kondisi kabel di rumah, mengganti jaringan listrik yang sudah tua, hingga memastikan kualitas instalasi sesuai standar,” tambahnya.
Pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan listrik, terutama saat memakai colokan dan stop kontak. Beban sambungan listrik yang terlalu banyak dapat menimbulkan panas berlebih dan berujung kebakaran.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, serta memastikan kondisi rumah aman saat bepergian.
Hal kecil seperti membuang puntung rokok sembarangan, meninggalkan lilin menyala, atau menggunakan obat nyamuk bakar di dekat kasur bisa menjadi pemicu kebakaran.
“Pemilihan kabel listrik harus disesuaikan dengan kebutuhan beban. Jangan sampai ceroboh, karena dampaknya bisa fatal,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu Tim Masyarakat Jogja Aman Kebakaran (Mas Jaka) di wilayah Kelurahan Kadipaten, Cahyana berharap, kerjasama dan komunikasi antara RW dan tokoh masyarakat bisa berjalan sesuai harapan.
Sehingga, jika terjadi kebakaran dapat ditangani secara maksimal. “Wilayah Kadipaten ini sudah mengalami satu kali kebakaran di RW 06. Kebakaran disebabkan karena adanya konsleting dan sudah ditanggulangi. Harapannya dengan adanya peran masyarakat bisa saling peduli. Sehingga dapat ikut mencegah, menangani dan menanggulangi untuk kedepannya,” ungkapnya.
Pihaknya juga selalu mendampingi masyarakat dan memberikan edukasi terkait penanganan kebakaran dan melakukan patroli bersama tim.
“Tugas kami melakukan pendampingan langsung terhadap bahaya kebakaran dan penyelamatan tidak bisa berjalan maksimal, dibutuhkan kerjasama relawan dan masyarakat karena di Kelurahan Kadipaten merupakan kawasan padat dan banyak bangunan cagar budaya. Sehingga butuh pengamanan khusus,” katanya.