Yogyakarta (18/09/2025) REDAKSI17.COM — Gelar Seni Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta 2025 resmi dibuka pada Kamis (18/09) sore, menandai kembalinya ruang budaya yang telah menjadi wadah pertemuan masyarakat dengan tradisi, kuliner, dan kerajinan khas daerah. Event yang digelar sejak 18-24 September 2025 ini pun sekaligus meneguhkan jati diri Yogyakarta sebagai kota yang hidup dari kearifan lokal.
Dalam kesempatan kali ini, seremoni pembukaan dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi. Membacakan sambutan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, Dian mengungkapkan, Pasar Kangen 2025 hadir dengan mengusung tema “Nandur apa sing dipangan, mangan apa sing ditandur”.
“Tema ini sarat makna dan filosofi, yang mengingatkan kita untuk hidup selaras dengan alam, menanam apa yang kita butuhkan, serta menikmati hasil dari yang kita tanam dengan penuh kesadaran,” ujar Dian.
Dian menyebut, tema tersebut sejalan dengan ajaran luhur Jawa, yaitu Tata Titi Tanam Tuwuh. Sebuah prinsip yang mengajarkan bahwa dalam setiap laku hidup, semua harus tata (tertib dan teratur), titi (teliti dan hati-hati), dalam tanam (usaha dan ikhtiar), sehingga dapat menghasilkan tuwuh (tumbuh dan berkembang) yang bermanfaat.
“Jika prinsip ini kita pegang, maka apapun yang kita tanam, baik berupa tanaman, usaha, maupun nilai kehidupan, akan tumbuh dengan baik dan memberi manfaat luas,” kata Dian.
Melalui Pasar Kangen 2025, diharapkan masyarakat semakin mengenal, mengapresiasi, dan memanfaatkan hasil bumi, baik yang ditanam sendiri maupun yang dihasilkan petani lokal. “Dengan cara itu, kita turut memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan lokal, serta menjaga kesinambungan antara budaya agraris dan kehidupan modern. Mari kita jadikan Pasar Kangen bukan sekadar tempat bernostalgia, tetapi juga wahana edukasi, pemberdayaan, dan penguatan filosofi hidup yang telah diwariskan leluhur kita,” tutur Dian.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Purwiati melaporkan, Pasar Kangen TBY merupakan program keberlanjutan yang digelar pihaknya selaku UPT Dinas Kebudayaan DIY sebagai salah satu upaya untuk senantiasa meningkatkan pengelolaan dan pengembangan budaya. Di mana, pada tahun 2025 ini merupakan pelaksanaan pasar kangen yang ke-18 kalinya.
“Pasar Kangen Taman Budaya Yogyakarta merupakan agenda yang telah menjadi ikon budaya. Sejak awal pelaksanaannya, kegiatan ini bukan sekadar menghadirkan suasana pasar tempo dulu melainkan juga berfungsi sebagai wahana ruang temu untuk merayakan kekayaan kuliner, kesenian, serta tradisi lokal,” jelas Purwiati.
Dikatakan Purwiati, Pasar Kangen TBY menjadi media nostalgia sekaligus sarana edukasi pelestarian dan regenerasi nilai-nilai kearifan lokal. Bertema “nandur apa sing dipangan, mangan apa sing ditandur“, atau dalam bahasa Indonesia “menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam”, tema ini merupakan ajaran moral bagi semua untuk lebih sadar akan pentingnya kedaulatan pangan, keberlanjutan lingkungan serta pola hidup selaras dengan alam.
“Filosofi yang terkandung di dalamnya mengingatkan kita bahwa hubungan manusia dengan bumi bukan hanya sebatas konsumsi, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga dan memulihkan setiap bahan makanan yang ditanam dan diolah, menyimpan cerita, nilai, dan sejarah yang menjadi kekuatan dalam membangun jati diri bangsa,” imbuh Purwiati.
Adapun pelaksanaan Pasar Kangen TBY Tahun 2025 ini diselenggarakan selama 7 hari, mulai tanggal 18-24 September 2025, dari pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB. Total terdapat 218 pedagang, yang terdiri dari 152 pedagang kuliner dan 66 pedagang kerajinan dan barang antik, yang berhasil lolos proses kurasi, dari 1.136 pendaftar.
Purwiati mengutarakan, kegiatan yang digelar melalui anggaran Dana Keistimewaan tahun 2025 ini pun bertujuan untuk melestarikan budaya kuliner tradisional dan kerajinan wawasan; mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dan memanfaatkan hasil bumi lokal; dan mendukung perekonomian melalui UMKM. Selain itu, juga guna menumbuhkan rasa cinta budaya lokal, mempererat hubungan sosial melalui suasana pasar; dan menemukan kembali bahwa kuliner dan kerajinan adalah bagian penting dari identitas budaya sekaligus mengembangkan potensi pariwisata budaya di Yogyakarta.
Selain kuliner tradisional nusantara yang bikin kangen dan melegenda, barang antik, serta nuansa tempo dulu, Pasar Kangen TBY 2025 juga menghadirkan pertunjukan seni tradisi kerakyatan setiap hari dengan menampilkan seni kerakyatan sebanyak 19 group dan 2 wayang kulit. Ada pula Ruang Pojok Kreatif dengan berbagai program workshop, yang tak hanya sebagai ruang pamer, melainkan ruang kolaborasi antara masyarakat dengan para seniman, komunitas, kreator, dan pegiat industri kreatif.
Humas Pemda DIY