GONDOMANAN,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemda DIY, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, TNI, Polri dan masyarakat gotong royong membersihkan Sungai Code pada Jumat (19/9/2025) pagi. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan dan Kepala BBWS Serayu Opak Maryadi Utama juga turun ke Sungai Code menebar benih ikan. Kegiatan itu untuk pelestarian sungai dan mengajak kesadaran masyarakat agar menjaga kebersihan sungai.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan sungai yang bersih bagian dari Hamemayu Hayuning Bawana yang diakui oleh UNESCO. Hamemayu Hayuning Bawono itu salah satunya terkait keselamatan alam atau lingkungan. Sungai yang bersih bagian dari lingkungan dan menjadi tanggung jawab semua.

“Kali (sungai) ini juga harus bersih. Ini semua diperlukan partisipasi masyarakat,” kata Sultan saat bersih Sungai Code di Taman Perwira, bantaran Kali Code, Prawirodirjan.
Menurutnya kegiatan bersih sungai itu penting tidak hanya untuk lingkungan dan masyarakat. Tapi juga terkait pengakuan UNESCO terhadap Hamemayu Hayuning Bawana karena ada laporan dan pengawasan tiap 5 tahun. Kalau tiap 5 tahun tidak bisa melaksanakan dasar Hamemayu Hayuning Bawana, pengakuan itu bisa dicabut.
“Harapan saya dari peristiwa ini marilah kita punya kesadaran bagaimana sungai ini bersih. Jangan membuang sampah atau benda-benda lain yang bikin kotor sungai,” tambahnya.
Sultan mengarahkan pembangunan permukiman di pinggir sungai agar ruang tamu menghadap sungai, bukan dapur. Dengan rumah menghadap sungai masyarakat malu kalau buang sampah di sungai. Pihaknya juga sudah menyampaikan ke Bupati Sleman agar bisa berbicara dengan masyarakat pinggir sungai untuk tidak membuang sampah di sungai. Mengingat sampah yang masuk di Kali Code tidak sekadar dari Kota Yogyakarta tapi juga dari Sleman. Sultan berharap dari kegiatan bersih-bersih sungai itu bisa mempengaruhi warga yang lain dalam upaya menjaga sungai bersih.

“Kami sepakat dengan Pak Wali Kota untuk pasang jaring nanti. Jadi kalau nanti Sleman buang itu akan kena jaring sehingga akan ketahuan yang dibuang itu dari Sleman bukan dari Kota. Di selatan juga dipasang jaring supaya Bantul juga tahu yang buang orang kota. Dengan cara seperti ini harapan saya masyarakat punya kesadaran yang lebih untuk tidak mencemari sungai,” terang Sultan.
Sultan juga berharap dengan partisipasi dan kesadaran warga serta pemerintah daerah untuk menjaga sungai bersih, khususnya Sungai Code bisa menjadi percontohan secara nasional dan menjadi bagian dari Hamemayu Hayuning Bawana.

Sedangkan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyatakan Pemkot Yogyakarta bersama BBWS Serayu Opak selalu konsultasi dengan Gubernur DIY terkait upaya membersihkan sungai. Pemkot Yogyakarta juga izin dengan Gubernur DIY dan BBWS Serayu Opak sebagai pihak yang berwenang terhadap sungai. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik dan mendukung sehingga hadir dalam kegiatan bersih-bersih Sungai Code.
“Kita tidak hanya membersihkan yang di darat, tapi di juga sungai. Sungai Code Gajah Wong dan Winongo. Itu menjadi komitmen Pemkot Yogyakarta. Saya kira membersihkan lingkungan dan sungai menjadi indikator. Sehingga arahan Ngarsa Dalem (Gubernur DIY) untuk tidak membuang sampah di sungai, betul-betul saya mengajak masyarakat semua di wilayah Yogyakarta untuk kita indahkan, kita taati,” tutur Hasto.
Hasto menyebut Pemkot Yogyakarta sudah memiliki 9 trash barierr atau jaring sampah yang dipasang di hulu-hulu sungai dekat dengan perbatasan Sleman. Rencana trash barierr akan ditambah lagi yang di tengah. Termasuk daerah yang sudah dibersihkan BBWS Serayu Opak. Selain itu rencana memasang trash barierr di selatan sungai yang berbatasan dengan Bantul.
“Makanya hulunya dipasang trash barrier supaya nanti kelihatan warganya masih buang disitu nggak. Yang selatan juga supaya kita tidak mengotori Bantul. Supaya adil. Tapi nunggu ini (normalisasi Code) selesai, setelah itu kita pasang,” paparnya.
Sementara itu Kepala BBWSO Serayu Opak, Maryadi Utama mengatakan bersih-bersih sungai dan tebar benih ikan di sungai perkotaan Yogyakarta dengan slogan Kali Resik Rezeki Apik adalah bagian dari kegiatan pelestarian sungai. Termasuk menjadi kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Kegiatan bersih-bersih sungai itu diikuti instansi pemerintah pusat dan daerah, TNI/Polri akademisi, komunitas bersih sungai dan bank BUMN. Adapun menebar benih ikan di sungai bisa meningkatkan konservasi dan akan mememberi manfaat baik untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan masyarakat.
“Semoga ini menjadi momentum kebangkitan kita semua untuk menjaga pelestarian sungai sebagai sumber kehidupan. Kami ingin mengajak kita semua betapa pentingnya menjaga kelestarian sungai bagi kehidupan kita. Kami BBWS tidak dapat bekerja sendirian. Oleh karena itu perlu bergotong royong dengan stake holder saling mengingatkan dan mengedukasi. Bila perlu memberi sanksi kepada siapapun yang merusak lingkungan,” tandas Maryadi.