UMBULHARJO,REDAKSI17.COM-Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) akan mengadakan program pelatihan keterampilan kerja khusus untuk penyandang disabilitas. Program pelatihan itu untuk memberikan bekal keterampilan kerja kepada penyandang disabilitas. Diharapkan dengan pelatihan itu penyandang disabilitas memiliki kemampuan untuk bekerja maupun berdaya dengan keterampilan kerja yang dimiliki.

Kepala Bidang Pengembangan Tenaga kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Erna Nur Setyaningsih mengatakan pelatihan keterampilan kerja khusus untuk penyandang disabilitas tahun 2025 ini kuotanya untuk 17 orang penyandang disabilitas. Pelaksanaan pelatihan keterampilan bagi disabilitas bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Arrum yang rencananya dibuka pada 23 September 2025.

“Sasaran penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan sudah ada dari hasil koordinasi bidang pemberdayaan dan rehabilitasi sosial serta pendamping disabilitas di kemantren. Yang ikut ada disabilitas tuna daksa, skizofrenia, dan disabilitas terkait intelektual kurang,” kata Erna saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).

Menurutnya bentuk-bentuk pelatihan kerja bagi penyandang disabilitas memerlukan hal-hal khusus. Misalnya tidak boleh ada api dan potensi senjata tajam yang bisa membahayakan peserta. Oleh sebab itu bentuk-bentuk pelatihan keterampilan kerja yang diberikan sifatnya yang berat. Namun tahun depan pihaknya akan melihat potensi pelatihan kerja berbentuk hardskill untuk penyandang disabilitas.

“Pada tahun ini ada pelatihan mewarnai kain dengan teknik shibori dan jumputan serta aneka handycraft,” ujarnya.

Dokumentasi foto kegiatan pelatihan keterampilan kerja Dinsosnaketrans Kota Yogyakarta berupa pelatihan pembuatan cake dan pastry ada yang diikuti penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara (peserta berjibab merah).

Dia menyatakan setiap tahun Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta juga mengadakan pelatihan keterampilan kerja untuk umum dan sebagian pesertanya adalah penyandang disabilitas. Hanya saja peserta dari penyandang disabilitas itu masih mampu mengikuti pelatihan atau tidak terhambat karena keterbatasan yang dimiliki.

“Pelatihan cake dan pastry untuk umum sebelumnya juga ada peserta disabilitas tuna rungu dan wicara. Dari program pemberdayaan masyarakat melalui tenaga kerja mandiri dari dua puluh anggota sekitar satu dua orang di antaranya penyandang disabilitas yang ikut. Ada tuna grahita, tuna rungu, tuna daksa dan low vision,” terang Erna.

Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan meminta Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta meningkatkan pelatihan-pelatihan kerja kepada penyandang disabilitas. Pelatihan itu akan meningkatkan kapasitas para penyandang disabilitas agar siap jika ada perusahaan yang membutuhkan. Pihaknya menegaskan para penyandang disabilitas bukan tidak mampu, tapi memiliki keterbatasan yang dapat disesuaikan dengan potensi kemampuan lain.

“Dengan memberikan kapasitas yang dibutuhkan (perusahaan) harapan kami juga bisa mempermudah mereka (penyandang disabilitas) bisa siap kerja,” ucap Wawan saat diseminasi Unit Layanan Disabilitas bidang ketenagakerjaan belum lama ini.