Yogyakarta ,REDAKSI17.COM— Era digital telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi membuat aktivitas sehari-hari lebih cepat, efisien, dan praktis melalui perangkat komputer maupun smartphone. Perubahan ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari komunikasi, bisnis, pendidikan, media sosial, politik hingga hiburan, sekaligus membuka peluang dan tantangan baru bagi masyarakat.

Pemanfaatan era digital di ranah politik turut diinisiasi oleh akademisi Universitas Janabadra (UJB), Dr. Drs. Agus Mulyono, MM. Ia hadir sebagai pemateri dalam kegiatan *Pendidikan Politik Bagi Kader Partai Golkar Kota Yogyakarta* yang digelar Sabtu (20/9/2025) pagi di Gallery Prawirotaman Hotel, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta.

Dalam pemaparannya, Agus Mulyono menekankan pentingnya penggunaan media sosial, big data, dan teknologi informasi sebagai penentu arah komunikasi politik. Ia mendorong para kader Golkar untuk aktif di media sosial, memahami literasi digital, serta memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi politik yang sehat dan produktif.

“Kader Golkar harus mampu menguasai dunia digital. Media sosial bisa menjadi ruang strategis untuk menyampaikan gagasan, membangun citra, sekaligus menjangkau masyarakat secara lebih luas,” tegas Agus Mulyono.

Lebih lanjut, ia menilai kader muda memiliki peran sentral dalam proses digitalisasi partai. Untuk itu, berbagai pelatihan seperti pembuatan konten kreatif, pengelolaan media sosial, dan literasi digital telah disiapkan untuk membekali generasi muda Golkar agar mampu menjadi motor penggerak transformasi digital partai.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bakesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto, SH., M.Hum., menegaskan pentingnya menjaga demokrasi Indonesia tetap berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Menurutnya, partisipasi masyarakat, semangat gotong royong, serta keterlibatan rakyat dalam pengambilan keputusan politik merupakan fondasi utama yang tidak boleh ditinggalkan.

“Partai politik berperan penting sebagai pilar demokrasi. Fungsinya bukan hanya mengusung calon, tetapi juga merekrut kader, mendidik masyarakat, serta menyalurkan aspirasi rakyat agar masuk dalam sistem politik secara sehat,” ujar Nindyo.

Sementara itu, pemateri dari KPU Kota Yogyakarta, Erizal, menyoroti dinamika regulasi kepemiluan dan faktor kependudukan yang memengaruhi distribusi kursi DPRD Kota. Menurutnya, satu kursi ditentukan sekitar 10 ribu penduduk. Kekurangan atau kelebihan jumlah warga di suatu dapil dapat menyebabkan pergeseran jumlah kursi legislatif. Hingga saat ini, tercatat sekitar 390 calon legislatif akan bersaing memperebutkan kursi DPRD Kota Yogyakarta.

Usai pemaparan ketiga narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif bersama peserta. Dipenghujung acara siang tadi, Ketua DPD Partai Golkar Kota Yogyakarta menyerahkan sebuah buku karyanya yang ke-12 kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi. Penyerahan buku tersebut sekaligus menjadi penutup rangkaian kegiatan pendidikan politik ini.***